Rizal Khairul Sebut Butuh Generasi Muda Bernyali Perubahan Guna Wujudkan Indonesia Emas 2045
- Istimewa
VIVA Jabar – Indonesia Emas Tahun 2045 merupakan momentum bersejarah, karena bangsa Indonesia genap berusia 100 tahun atau satu abad sejak kemerdekaan Indonesia di tahun 1945.
Maka, untuk mengosongkan suksesi Indonesia Emas Tahun 2045, kompetensi dan peran para generasi muda sebagai calon pemimpin bangsa perlu dipersiapkan agar mendapatkan bonus demografi dari misi besar Bangsa Indonesia tersebut.
Demikian diungkapkan Ketua Komisi A DPRD Kota Bandung, Rizal Khairul saat menjadi pembicara dalam diskusi Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Manajemen Universitas Teknologi Digital, Senin, 30 Oktober 2023.
Dalam diskusi panel bertema “Menggali Potensi Sebagai Bentuk Kontribusi Mahasiswa untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045” tersebut, turut mengundang Ketua DPD KNPI Kota Bandung, Mochamad Edwin Khadafi sebagai narasumber lainnya.
"Pada tahun 2045, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi, yaitu jumlah penduduk 70 persennya berada dalam rentang usia produktif 15-64 tahun," ujarnya.
Namun, bonus demografi juga bisa menjadi pisau bermata dua jika generasi muda saat ini tidak bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan di masa mendatang.
Bahkan, jendela demografi bisa menjadi petaka atau kutukan demografi yang akan menghasilkan pengangguran massal dan menjadi beban negar, jika negara tidak melakukan investasi sumberdaya manusia sejak saat ini.
Rizal menuturkan, untuk bisa mewujudkan target Indonesia Emas 2045 sangat dibutuhkan sosok-sosok yang memiliki smart execution, smart leadership, dan strong leadership, yang berani dan pandai mencari solusi, dan punya nyali.
"Jadi yang harus dilakukan para mahasiswa sebagai calon para pemimpin bangsa ini adalah mulai menggali dan kerjakan apa yang menjadi potensi dalam dirinya sendiri," ucapnya.
Saat ini, kata Rizal, banyak mahasiswa yang masih dilanda kebingungan terhadap potensi yang sebenarnya dimilikinya. Sehingga, tidak sedikit yang bersikap acuh tak acuh untuk bisa mengembangkan potensinya.
Oleh karena itu, dirinya berharap pola pikir mahasiswa tersebut harus mulai diubah dan diarahkan, agar potensi yang dimilikinya bisa mewujudkan sebuah inovasi positif yang bermanfaat bagi dirinya sendiri, orang di sekitarnya, serta masyarakat luas.
"Ketika kita masih kuliah, kita harus sudah mempunyai pegangan, dan harus mulai berinovasi, dan caranya adalah dengan mengubah mindset kita. Bagaimana caranya inovasi yang dimiliki bisa menghasilkan lapangan pekerjaan, bukan ketika lulus bagaimana mencari pekerjaan. Itulah yang harus dilakukan oleh teman-teman mahasiswa untuk bisa menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045 nanti," katanya.
Ketika mahasiswa dihadapkan dengan banyaknya persaingan dan tantangan seiring pertumbuhan teknologi informasi yang ada, maka kondisi ini harus dijadikan kesempatan yang baik untuk mempelajari dan mengasah kemampuannya.
"Apalagi di Universitas Teknologi Digital ini memiliki banyak keilmuan yang komprehensif dan relevan dengan kondisi saat ini dan masa yang akan datang. Dengan keilmuan yang sudah didapat, mahasiswa juga harus berani mencobanya, kalau tidak berani mencoba, kita tidak akan pernah tahu apakah kompetensi kita akan berhasil atau tidak," ucapnya.
"Maka pesan moral saya adalah, ubah mindset, dan munculkan keberanian atau nyali untuk mulai melakukan perubahan," katanya.