Keamanan Bank Saja Dirahasiakan, Masa Sistem Pertahanan Negara Mau Dibocorkan
- viva.co.id
VIVAJabar - Capres nomor urut dua Prabowo Subianto yang juga Menteri Pertahanan diminta untuk membuka data pertahanan nasional saat debat Pilpres ketiga yang berlangsung, Minggu 7 Januari 2024 kemarin.
Kang Dedi Mulyadi (KDM) mengatakan, sekelas bank pun harus dijaga ketat oleh security bahkan aparat bersenjata karena terdapat barang berharga. Selain pengamanan yang kasat mata, bank pun mempunyai ‘pertahanan’ tersembunyi yang hanya diketahui oleh internal.
“Sistem keamanan bank saja dirahasiakan, masa sistem pertahanan negara mau dibocorkan. Sistem keamanan di rumah atau bank saja tidak bisa diumumkan pada publik secara terbuka, apalagi ini urusan negara. Kalau semua itu diumumkan maling sudah tahu cara melumpuhkan tuan rumah,” ucap KDM.
Menurutnya Indonesia sangat kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) mulai dari emas, gas, minyak dan hasil tambang lainnya. Sehingga perlu dijaga oleh alutsista dan personel yang baik juga kuat.
Baginya anggaran yang besar untuk sebuah pertahanan dalam menjaga kedaulatan negeri sebanding dengan kekayaan alam dan harga diri bangsa yang patut dijaga.
“Yang perlu kita pikirkan adalah bagaimana mengelola kekayaan SDA yang ada untuk menghasilkan devisa dan tidak terus menerus menguntungkan bangsa lain. Jangan sampai kekayaan alam kita dicuri, kemudian bahan mentah dijual yang menguntungkan negara lain,” ujarnya.
KDM menyebut alutsista dan kesejahteraan aparat harus berimbang, lengkap dan kuat. Caranya dengan mendorong industri pertahanan dalam negeri yang memadai.
“Problem kita hari ini, kita selalu melemahkan, melecehkan produk bangsa sendiri karena kita sudah lama menjadi agen dari bangsa lain dan jadi budak impor,” katanya.
Terkait komentar pihak lain yang menyebut anggaran pertahanan lebih baik untuk kesejahteraan rakyat, KDM menegaskan hal tersebut kuncinya ada pada efisiensi belanja pemerintah. Sebab dari mulai kabupaten/kota, provinsi hingga pusat termasuk DPRD hingga DPR RI masih banyak yang tidak efisien.
“Kalau mau jujur-jujuran kita kurangi kunjungan kerja, rapat, diskusi atau pembelian kendaraan dinas. Uang kita banyak, bisa digunakan untuk kesejahteraan petani, nelayan, dan masyarakat kecil lainnya. Kalau ingin konsisten membangun negeri harus dilakukan secara bersama dan punya komitmen,” ujarnya.
Alasan lain alutsista harus kuat, kata Kang Dedi Mulyadi, adalah karena Indonesia tidak masuk dalam aliansi pertahanan di dunia. Sehingga jika terjadi konflik atau perang Indonesia berdiri sendiri.
Maka, lanjut KDM, Indonesia harus kuat secara mandiri salah satunya memperkuat industri pertahanan dalam negeri. Untuk itu diperlukan banyak engineering yang disekolahkan secara gratis dan memiliki ikatan dinas.
“Selama Pak Prabowo jadi Menhan dan insyaallah jadi presiden mulai membangun sekolah-sekolah engineering di berbagai tempat dan merekrut anak-anak terbaik di Indonesia. Salah satunya bukan hanya berhasil mendorong industri pertahanan tapi juga memenuhi kebutuhan air warga. Jadi kita ini ngomong setinggi langit, urusan air saja belum kelar,” pungkas KDM. (****)