Hari Anak Nasional Momentum Akselarasi Cegah Anak Indonesia Bebas dari Disleksia
Terlebih lagi, hal tersebut diperkuat dan merujuk pada data temuan United NoticeAbility Dyslexia Network (organisasi nirlaba asal Amerika Serikat yang berkomitmen untuk memberdayakan individu penderita disleksia di seluruh dunia), yang menyebutkan bahwa 50% penghuni Lembaga Pemasyarakatan di Amerika Serikat adalah anak dengan disleksia. Dan tidak menutup kemungkinan hal demikian juga terjadi di belahan dunia yang lain, tak terkecuali di Indonesia.
“Dalam perkembangannya, salah satu hasil penelitian United NoticeAbility Dyslexia Network menunjukkan bahwa anak-anak yang kesulitan belajar spesifik itu banyak sekali yang hidupnya berakhir di balik jeruji,” ujarnya dalam keterangannya, Kamis 25 Juli 2024.
Menariknya lagi, timpal Laurentia Mira, presentase anak dengan disleksia juga berbanding lurus dengan temuan data lain yang menyebutkan jika 60% CEO (Chief Executive Officer) dan para pengusaha yang berhasil di dunia juga merupakan anak-anak dengan kesulitan belajar spesifik, namun dengan situasi sebagai anak-anak yang cenderung lebih terselamatkan dan terbantu.
“Kalau kita bisa membantu mereka, maka mereka tidak akan menjadi ‘lost generation’. Kalau kita tidak membantu mereka maka ketika ledakan demografis Indonesia terjadi pada tahun 2045, kita akan sangat berpotensi memiliki sumber daya manusia yang gagal. Dan kita ingin mencegah semua itu terjadi,” katanya.
Dan lagi di sisinya yang lain mereka memang memiliki potensi yang sangat besar untuk membangun bangsa ini menjadi semakin maju dan berkembang di kemudian hari. Menurutnya, pihaknya bisa membantu anak-anak yang kesulitan belajar di tiga hal, yakni membantu kesulitan di wilayah literasi, matematika, dan pembelajaran yang berkenaan dengan sosial emosional. Ketiga hal tersebut menjadi sangat fundamental karena anak-anak dengan kesulitan belajar spesifik biasanya memiliki kecenderungan emosional yang kurang begitu baik dan tidak terkontrol.