Bio Farma Siap Jalin Kerjasama dalam Meningkatkan Ketahanan Kesehatan
- Istimewa
“Dibutuhkan setidaknya dua tahun untuk mempersiapkan infrasturukturnya saja, transfer teknologi kita sudah punya. Misalnya saja, pembuatan vaksin HPV (human papillomavirus), kita membutuhkan researcher dengan kemampuan tinggi dan tentu saya sumber daya yang kuat secara finansial, karena memang lama waktu pembuatan hingga sampai pada uji coba.” tuturnya.
Ia juga menjelaskan bahwa negara yang bagus dalam penanganan kesehatan adalah negara yang mengikuti timline yang sudah ditetapkan oleh WHO. Ia juga menegaskan bahwa dengan partnership maka akan tercipta sinergi dan saling melengkapi kebutuhan satu sama lain.
Sebagai tonggak industri farmasi dan kesehatan nasional, Bio Farma menyiapkan roadmap jangka panjang mereka.
Sementara menurut Soleh Ayubi, Bio Farma perlu meningkatkan perhatian untuk menangani penyakit tidak menular. Sebab, selama ini Bio Farma sudah mampu mengatasi penyakit menular.
“Negara kita adalah negara berkembang yang sudah menjurus menjadi negara maju. Tantangannya, memang penyakit menular sudah biasa diatasi dengan baik, tetapi disisi lain penyakit non-menular mulai meningkat jumlahnya, nah bio farma juga harus berfokus di situ, tidak hanya mengurus masalah penyakit menular.” kata wakil direktur utama Bio Farma itu.
Saat ini hingga sepuluh tahun kedepan Bio Farma akan berfokus pada sepuluh vaksin utama yang sedang mereka kembangkan yaitu, konjugasi typhoid baru (TCV, untuk mencegah penyakit typhoid), vaksin rotavirus (untuk mencegah penyakit diare pada bayi), vaksin hepatitis B, vaksin nOPV tipe 1 dan 3, vaksin MR (measles rubella), vaksin new TB (tuberculosis), vaksin hexavalent, serta vaksin platform mRNA.