Taufik Hidayat Ungkap Perilaku 'Sakti' Panji Gumilang, Sebut Sosok Abu Totok Pendiri NII KW9
- IST
VIVA Jabar – Nama Panji Gumilang seakan tidak ada habisnya menjadi perbincangan hangat publik. Bagaimana tidak, pimpinan Ponpes Al Zaytun itu belakangan menuai beragam kritikan karena ajaran yang dilaksanakan diduga menyimpang dari syariat Islam.
Pertama kali Ponpes Al Zaytun menjadi perbincangan saat mencampuradukkan shaf sholat pria dan wanita ketika ibadah Sholat Idul Adha 1444 Hijriyah. Bukan hanya itu, media sosial juga dihebohkan dengan para santri yang menyanyikan lagu Yahudi.
Terkini, Taufik Hidayat yang merupakan peneliti untuk Pondok Pesantren Al Zaytun mengungkap perilaku Panji Gumilang yang dianggap sakti dan membongkar identitas sebenarnya. Hal ini diungkapkan Taufik saat hadir dalam forum Catatan Demokrasi tvOne.
“Yang perlu kita pahami, Ponpes Al Zaytun itu merupakan pusat kamp konsentrasi kalau ada MUI dan Kemenag datang ke sana investigasi itu hal yang gak mungkin. Tapi satu hal saya menantang Panji Gumilang, jadi Anda ini lupa ya pernah saya wawancarai lima jam lebih,” kata Taufik Hidayat yang dilansir dari tvOnenews.com.
Lebih lanjut, Taufik Hidayat tak ragu menyebut bahwa sosok Panji Gumilang ini adalah Abu Totok alias Totok Abdussalam. Abu Totok sendiri diketahui adalah pendiri NII (Negara Islam Indonesia) KW9 yang dituduh melakukan penyesatan dan penipuan.
"Saat itu kami kejar, betulkah Anda Abu Totok? Akhirnya dia ngaku juga karena saya bilang Syekh Anda asli Anyar ya Dukun Gresik, saya udah ketemu dengan adik dan ibunya Panji Gumilang," lanjut Taufik Hidayat.
Dia mengatakan bahwa Panji Gumilang bukan sosok yang sakti seperti yang disebutkan oleh segelintir orang. Namun, menurut dia, kita yang terlalu lemah dalam menghadapi Panji Gumilang karena memiliki bekingan kuat.
“Jadi mohon maaf aja kalau dibilang sakti juga apanya yang sakti kita hanya terlalu lemah ngadepin dia. Waktu itu dalam hal itu, saya ingin orang-orang yang mendukung Al Zaytun terutama Hendropriyono Kepala BIN harus diperiksa,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Taufik Hidayat juga mengatakan bahwa hasil penelitian mengenai Ponpes Al Zaytun itu sudah dibuat menjadi buku. Namun, buku tersebut disebut sebagai buku iblis oleh sekelompok orang yang diduga pro terhadap Al Zaytun.
Ia juga menyampaikan bahwa di balik kemegahan yang dimiliki oleh Al Zaytun, rupanya para pekerjanya malah hidup dalam kemiskinan. Mereka juga harus bekerja selama 12 jam setiap harinya di Pondok Pesantren Al Zaytun.
“Orang boleh terpukau Al-Zaytun itu bangunannya besar ya mewah santrinya makanya teratur. Coba lihat ribuan pekerjanya masuk jam 6 pulang jam 6 yang mereka ngontrak, mereka hidup dalam kemiskinan. Satu kontrakan bisa lima keluarga,” ungkapnya.
“Al Zaytun itu cuma cover, di luar itu adalah ada sayap territorial fungsional. Ini korban mahasiswa itu terlalu banyak disuruh bohong dan menipu orang tuanya,” lanjutnya.
Taufik Hidayat menyebut bahwa NII di Ponpes Al Zaytun merupakan sebuah tragedi kemanusiaan. Hal ini karena menyangkut anak-anak bangsa yang sudah dicuci otaknya sehingga mereka diduga berpaham radikalisme.