Polisi Ungkap Mario Dandy, Shane Lukas dan Gadis Berinisial A Memberi Keterangan Palsu

Shane Lukas dan Mario Dandy
Sumber :
  • Berbagai Sumber

Jabar – Fakta-fakta terkait penganiayaan terhadap Cristalino David Ozora, putra Pengurus Pusat GP Ansor semakin hari semakin terkuak. Perkara yang menyeret anak mantan pejabat Ditjen Pajak itu terus didalami oleh pihak kepolisian.

Pada saat pemeriksaan, dikabarkan bahwa pelaku penganiayaan yakni Mario Dandy Satriyo, Shane Lukas dan Gadis berinisial A yang kini ditetapkan sebagai anak pelaku ternyata memberi kesaksian palsu atau berbohong pada saat memberi keterangan.

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi. Awalnya mereka bertiga mengaku terjadi perkelahian, bukan penganiayaan.

“Sebelum kami jelaskan, ternyata pada awalnya para tersangka ini tidak memberikan keterangan yang sebenarnya. Awalnya mereka disetir seolah terjadi perkelahian,” tutur Hengki Haryadi dilansir dari IntipSeleb pada Jumat, 3 Maret 2023.

Tetapi, ketika polisi menyesuaikan dengan barang bukti yang ada, maka diketahui bahwa ketiga pelaku tersebut ternyata berbohong.

“Tapi begitu dilihat dari bukti yang lain, tidak bisa bohong lagi. Itu yang saya sampaikan, kita tidak bisa bergantung pada keterangan tersangka, tapi yang terjadi berkesesuaian dengan alat bukti,” sambungnya.

Sementara itu, dikabarkan sebelumnya bahwa sempat ada ancaman tembak terhadap David sebelum terjadinya penganiayaan. Hal ini diungkap oleh salah satu akun twitter dimana pemilik akun memiliki dasar bukti digital forensik.

“Dari bukti digital forensic bisa ketahuan kapan David pernah diancam untuk ditembak,” tulis akun Twitter @AltoLugar, dikutip pada 1 Maret 2023.

Selain itu, netizen tersebut juga menyebut bahwa David sempat menolak untuk bertemu Dandy.

“Berapa kali David bilang untuk pake GoSend aja buat balikin kartu pelajar, berapa kali dipaksa tersangka untuk keluar menemui para tersangka,” sambungnya.

”Juga ketahuan berapa kali David berupaya untuk de-eskalasi, menghindar dari pertemuan dengan para tersangka di tanggal 20 Februari kemarin. Komunikasi digital 20 Februari dimulai pukul 3:57 PM dan selesai pukul 7:18 PM,” jelasnya lagi.