Dedi Mulyadi Sebut Kesemrawutan di Daerah Gegara Cara Berpikirnya Salah, Kalah dari Orang Baduy

Dedi Mulyadi
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Jabar – Problem yang terjadi di tengah masyarakat seolah tak pernah surut. Alhasil masyarakat pun merasa jengah hingga dibuat stres.

Di tengah kondisi seperti itu Kang Dedi Mulyadi (KDM) melanjutkan kebiasaan lamanya dengan berkeliling Jawa Barat melalui Safari Cinta. Seperti yang digelar di Desa Sukamaju, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jumat 28 Juli 2023 malam.

KDM hadir bersama rombongan keseniannya juga sejumlah komedian seperti Sule dan Ohang untuk menghibur masyarakat Bogor yang merasa jenuh karena jarang mendapat hiburan.

“Kenapa Kang Dedi ke sini? Mau membahagiakan rakyat karena saya perhatikan banyak yang stres. Sudah masuk sekolah negeri, sebagian dikeluarkan lagi. Dari Bekasi ke sini (Jonggol) setiap sore-malam macet sampai berjam-jam,” ucap KDM.

Menurutnya seorang pemimpin seharusnya bisa mengerti adat istiadat agar mengerti cara membangun daerah. Bagi KDM percuma pejabat berpendidikan tinggi, rapat setiap hari hingga studi banding ke luar negeri tapi tetap kalah dengan orang Baduy.

Orang Baduy, kata KDM, lebih mengerti bagaimana cara membangun dan mempertahankan daerahnya dengan menjaga alam, mempertahankan sumber pangan dan mengatur populasi warganya.

“Kenapa orang sini kalah sama orang Baduy cara berpikirnya. Sebab izin perumahan terus diberikan, orang semakin banyak, jalan tidak diperbesar. Kan harusnya ada analisis perencanaan, pajak kendaraan terus dipunguti tapi jalan tidak diperbaiki,” ucapnya.

Pria yang identik dengan iket putih itu menilai, dampak dari jumlah penduduk yang terlalu banyak berimbas pada ruang lingkup makin sempit. Akhirnya, orang-orang semakin stres karena ruang publik sudah tidak ada.

Untuk itu, KDM hadir berkeliling Jawa Barat untuk memberi kesadaran kepada semua pihak agar bisa memperbaiki diri dan menjadi kesadaran kolektif dalam membangun ke depan.

“Karena banyak yang stres sehingga harus diberi gerakan berkesenian, dibahagiakan kembali, pemimpin bertemu dengan rakyat harus membahagiakan rakyat jangan curhat di hadapan rakyat, jangan memusingkan rakyat, sebab tugas pemimpin membebaskan rakyat. Membebaskan dari kemiskinan, kemacetan sampai membebaskan rakyat dari stres,” ujarnya.

Jika hal tersebut terus dibiarkan maka semakin banyak orang stres dan umur semakin pendek sehingga rumah sakit terus penuh. Sementara di sisi lain masih banyak warga yang tak bisa berobat karena tak memiliki BPJS.