Rekonstruksi Kepergok Aniaya David, Mario Dandy: Dia Lecehkan Adik Teman Saya Tante

Rekonstruksi Penganiayaan Mario Dandy
Sumber :
  • viva.co.id

Jabar – Dalam reka ulang penganiayaan terhadap Putra Pengurus Pusat GP Ansor, Cristalino David Ozora, pelaku sempat dipergoki oleh orang tua dari teman David yang berinisial N.

Awalnya, saksi mata N melihat Dandy menganiaya David. Lanjut ia meneriaki Dandy saat David sudah tergeletak tak berdaya. Setelah melihat David terkapar, N langsung berlari dari rumahnya menuju pelaku dan korban berada.

"Ketika saya lari dari balkon saya tunjuk pelaku saya bilang 'kamu ngapain di sini' saya pemilik rumah ini," ujar saksi N saat ikut memeragakan rekontruksi penganiayaan Mario Dandy.

Tersangka Mario Dandy Satriyo saat rekonstruksi

Photo :
  • Berbagai Sumber

Kemudian, setelah N menghampiri Mario Dandy, N pun langsung bertanya kepada Mario Dandy mengapa David bisa tergeletak. Lantas, Mario Dandy pun akhirnya berdalih bahwa David telah melecehkan adiknya. Adapun adik yang dimaksud itu adalah pacarnya yakni gadis berinisial A.

"Saat saya tahu ini David saya tanya 'kamu ngapain teman anak saya' MDS jawab 'dia melecehkan adik teman saya tante’," ujar N mencontohkan yang dikatakan Mario.

Sebagai informasi, dikabarkan sebelum ketika David terkapar tak berdaya, Mario Dandy sempat menginjak dan menendang kepala David.

Tidak hanya itu, ia juga melakukan selebrasi 'Siuu' ala pemain Al-Nasr, Cristiano Ronaldo.

Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi mengungkapkan bahwa Mario Dandy menggunakan istilah sepakbola, yaitu free kick atau tendangan bebas saat melakukan aksi kejinya.

"Saat di mobil bertiga, ada mens rea, buat di sana," kata Hengki dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya beberapa waktu lalu.

Di Pesanggrahan itulah Mario menganiaya David. Kata Hengki, Mario beberapa kali menendang bagian kepala David, memukul, dan menginjak tengkuk. Mario juga sempat meneriakkan beberapa kata, salah satunya 'free kick' saat menganiaya David.

"Pada saat penganiayaan yang sangat memprihatikan dilihat sangat sadis, itu ada tiga kali tendangan ke arah kepala, ada dua kali menginjak tengkuk dan satu kali pukulan ke kepala. Ini ke arah yang sangat vital di kepala," tuturnya.

"Misal di antaranya ada kata-kata 'free kick', baru ditendang ke kepala, tendangan bebas. Ada kata-kata, 'gua gak takut kalau anak orang mati'. Bagi penyidik dan kami konsultasikan dengan ahli, ini  bisa mens rea, niat jahat dan wujud perbuatan," jelas Hengki.