Soal Oklin Fia, MUI Tegaskan Bukan Persoalan Hukum
- viva.co.id
VIVA Jabar – Selebgram yang viral dengan konten jilat es krim di depan kemaluan pria, Oklin Fia mendatangi kantor Majlis Ulama Indonesia (MUI) Pusat dalam rangka meminta maaf.
Menurut kuasa hukum Oklin, Budiansyah, kliennya mendatangi MUI untuk meminta maaf karena menganggap lembaga yang menjadi wadah berkumpulnya para tokoh Islam itu sebagai representasi dari umat islam Tanah Air.
Tak hanya meminta maaf, menurut Budi, Oklin juga meminta saran atau wejangan kepada MUI.
Kemudian, Wasekjen Badan Hukum MUI, Ikhsan Abdullah mengatakan bahwa kasus Oklin itu tidak memenuhi syarat sebagai penistaan agama. Namun demikian, pihaknya sepakat bahwa Oklin telah melanggar norma dan etika yang berlaku di masyarakat.
“Iya persoalan Oklin Fia itu ya, saya kira itu lebih kepada persoalan sosial etika atau masalah etika moral. Jadi bukan persoalan hukum ya, karena apalagi penodaan agama. Karena memang itu adalah perbuatan yang tidak pantas saja ya, tidak pas, ya kurang elok lah,” kata Ikhsan saat dihubungi awak media beberapa waktu lalu.
“Kalau memang persoalannya seperti Oklin Fia itu kan memang masalah akhlak ya, masalah moral, masalah etika,” sambungnya.
Menurut Ikhsan, harusnya perempuan yang kerap tampil tak sopan itu menyesali perbuatannya. Ikhsan pun menyarankan agar perempuan berhijab tapi berbaju ketat itu tidak mengulangi perbuatannya.
“Jadi, lebih banyak harusnya ya dia menyesali perbuatannya dan tidak mengulangi dan dia sebagai anak muda tentu bisa memilih konten-konten kreatif yang banyak sekali tentu bisa dilakukan,” ucapnya.
Menurutnya, ketenaran tidak bisa diraih dengan cara yang kurang baik. Sebagai kaum muda, kata Ikhsan, Oklin seharusnya memilih membuat konten yang lebih positif.
“Dan juga tidak mengurangi ketenarannya kalau memang mau ke arah yang viral karena viral itu bukan ke ranah yang negatif tapi viral-viral yang sifatnya positif membangun. Ini penting bagi anak-anak muda supaya media sosial kita diwarnai dengan kreatifitas-kreatifitas anak muda yang kontennya positif, bagi pergaulan, bagi penemuan dan bagi kehidupan yang positif,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ikhsan meminta orang tua Oklin Fia turut mendampingi perkembangan anaknya. Menurutnya, peran orang tua sangat penting untuk mendampingi tumbuh kembang seorang remaja.
“Bukan persoalan penodaan agama, tetapi persoalan akhlak yang bisa dikembalikan kepada orang tuanya karena dia masih muda dan dia juga masih bisa dinasehati untuk tidak mengulangi dan memulai berbuat konten-konten yang negatif dan bermanfaat bagi masyarakat,” pungkasnya.