Kasus 'Kopi Sianida' Kembali Heboh, Prof Gelgel: Indonesia Ini Republik Telenovela

Kasus 'Kopi Sianida', Saksi Ahli (Prof I Made Agus Gelgel Wirasuta)
Sumber :
  • Screenshot berita VivaNews

VIVA Jabar - Kasus 'Kopi Sianida' yang menyeret Jessica ke dalam jeruji besi sejak 2016 silam, masih jadi polemik berbagai pihak. Kasus ini kembali mencuat pasca tayangnya Film Dokumenter berjudul 'Ice Cold: Murger, Coffee and Jessica Wongso' sejak 28 September 2023 lalu.

Dari Drama Korea hingga Film Hollywood, Semua Ada di Platform Streaming Ini

Tak sedikit dari netizen yang menilai adanya kejanggalan atas penetapan terdakwa pada Jessica Wongso. Jessica telah menjalani hukuman selama 7 tahun dari sanksi 20 tahun penjara yang ditetapkan PN Jakpus.

Di balik kehebohan publik terhadap kasus ini, mengemuka pernyataan salah satu saksi ahli dalam kasus tersebut, yakni Prof I Made Agus Gelgel Wirasuta. 

Bakal Lawan Pemuda Berusia 27 Tahun, Mike Tyson: Saya Tidak akan Kalah

Menurut Prof Gelgel, kehebohan kasus Jessica merupakan hal yang wajar bila ini kembali jadi sorotan karena Indonesia dinilai sebagai republik telenovela. 

Jadwal Tinju Mike Tyson Jake Paul, Bisa Ditonton Melalui Live Streaming

Seperti diketahui, Prof Gelgel merupakan Ahli Toksikologi Forensik Universitas Udayana. Ketika itu, dia didatangkan jaksa penuntut umum (JPU) dan menjadi salah satu saksi yang memberatkan Jessica Wongso sebagai terdakwa. 

Prof Gelgel turut menyayangkan, usai film dokumenter tersebut tayang, banyak orang yang tiba-tiba merasa jadi pakar. Bahkan tak segan untuk merundung dan menghakimi.

"Kalau saya simpulkan sederhana, kita ini republik telenovela, ada case kita akan sibuk semua, seolah-olah hari ini aku jadi expert. Men-judge orang, mem-bully orang, it's my (netizen) happy," ujarnya di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, baru-baru ini.

Prof Gelgel sendiri mengaku menjadi salah satu korban yang dihujat netizen usai Film Dokumenter 'Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica' dirilis dan tayang di Platform Netflix sejak 28 September 2023 lalu

Mengingat dirinya yang berstatus menjadi salah satu saksi dari pihak JPU yang mendakwa Jessica Wongso. 

Namun, dia tidak ambil pusing dengan hujatan-hujatan yang dilontarkan netizen padanya. Sebab baginya, kasus tersebut sudah tutup buku sejak 2016 lalu. 

"Saya makanya gak nanggepin (hujatan netizen). Karena sudah selesai kasusnya di pengadilan," tuturnya. 

Kasus

Photo :
  • Screenshot berita VivaNews

Menurut Prof Gelgel, tidak ada untungnya menanggapi hujatan-hujatan tersebut. Malah yang ada, dengan membahas kembali kasus yang sudah selesai itu, membuat kita terpecah belah. Untuk itu, dia mengimbau agar netizen berhenti asal menghujat dan menghakimi.  

"Sekarang kenapa? Ya kita dengan sukarela tanpa dibayar membuat Netflix jadi kaya raya. Karena apa? Ratingnya akan naik, yang untung siapa? Yang rugi, kita berantem sesama kita. Jadi berhenti (judge dan bully)," pungkasnya.  

"Pendidikan harus ditetapkan dari karakter TK, SD sampai mahasiswa, expert itu yang mana sih? Siapa yang mengatakan expert? Apa bedanya kedokteran yang belajar toksikologi forensik dan apa bedanya dengan farmasis yang belajar toksikologi forensik? Syarat internasional seperti apa, jangan pakai udelnya sendiri," tutup Prof Gelgel.