Kanker Payudara, Jenis Penyakit Kanker Penyumbang Pertama Angka Kematian
- Screenshot berita VivaNews
VIVA Jabar - Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) bekerjasama dengan Bidang Kedokteran dan Kesehatan (BIDDOKKES) Polda DIY menggelar kegiatan Webinar secara hybrid tentang Sosialisasi Deteksi Dini Kanker Payudara dan Praktek SADARI, pada tanggal 8 Agustus 2023.
Diketahui acara tersebut, dalam rangka Hari Jadi ke-75 Polwan RI dan diikuti oleh 410 peserta yang terdiri dari POLWAN dan ASN POLDA DIY.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para peserta akan pentingnya melakukan deteksi dini kanker payudara dalam rangka menurunkan kejadian kasus baru kanker payudara stadium lanjut khususnya di lingkungan POLDA DIY dan keluarga.
Kombes Pol.drg. Agustini Purwaningsih, Sp.Perio., MM, Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda DIY dalam sambutannya mengatakan kanker payudara menempati urutan pertama terkait jumlah kanker terbanyak di Indonesia serta menjadi salah satu penyumbang kematian pertama akibat kanker.
Ada beberapa faktor resiko yang menyebabkan seseorang rentan terkena kanker payudara yaitu usia di atas 50 tahun, kontrasepsi oral, menstruasi dini, riwayat tumor jinak pada payudara, kehamilan pertama di usia tua, menopause di usia lanjut, pola hidup tidak sehat seperti obesitas, jarang berolahraga, merokok dan tidak menyusui.
Salah satu faktor penyebab tingginya jumlah kasus kanker payudara stadium lanjut adalah keengganan memeriksakan diri ke dokter karena takut didiagnosis kanker.
Ia menjelaskan, orang awam seringkali hanya mendengar bahwa kanker adalah penyakit kutukan atau kanker yang tidak ada obatnya tanpa pernah memperoleh informasi yang benar tentang kanker.
Deteksi dini kanker payudara, jelas Dia, dapat menurunkan angka penyakit kanker stadium lanjut sehingga angka kesembuhan penyakit kanker menjadi meningkat.
"Melalui deteksi dini diharapkan kesadaran dan kepedulian kita terutama dalam mengendalikan faktor risiko kanker payudara, sehingga diharapkan angka kesakitan, kematian akibat penyakit kanker payudara dapat ditekan," paparnya
"Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan kepedulian kaum wanita terhadap bahayanya penyakit kanker payudara dan saya menghimbau agar memberi dukungan kepada keluarga, sahabat ataupun orang terdekat kita yang terkena kanker payudara untuk selalu optimis untuk melawan kanker payudara," lanjut Agustini Purwaningsih.
Sementara itu, Ketua YKPI, Linda Agum Gumelar menambahkan, kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar dan penyebab kematian tertinggi bagi perempuan di Indonesia yang terdiagnosa kanker.
Menurut data GLOBOCAN 2020 menunjukkan bahwa di Indonesia terdapat kasus baru kanker payudara mendekati 66 ribu jiwa dengan tingkat kematian lebih dari 22 ribu jiwa dan yang memprihatinkan adalah bahwa 70% datang ke dokter sudah dalam stadium lanjut.
"Kuncinya adalah : ditemukan dalam stadium awal dan mengikuti tahapan-tahapan pengobatan secara medis," kata Dia
Untuk itu, penting sekali mengetahui informasi tentang skrining dan deteksi dini kanker payudara. Serta, melakukan langkah kesehatan dengan mamografi di usia di atas 40 tahun, selain secara rutin melakukan SADARI (perikSA payuDAra sendiRI) dan SADANIS (perikSA payuDAra kliNIS).
"SADARI sangat mudah dilakukan dengan syarat : dilakukan dengan cara yang tepat, rutin, disiplin dan bila ada benjolan yang menetap dan tidak sakit segera periksakan ke fasilitas kesehatan terdekat," bebernya
Kanker payudara stadium lanjut dapat dicegah bila ditemukan dalam stadium awal dan perlu diingat bahwa tidak semua benjolan di payudara adalah kanker.
"Kita juga harus berperilaku hidup sehat sesuai himbauan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan menerapkan perilaku CERDIK yaitu Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin beraktivitas fisik, Diet yang sehat dan seimbang, Istirahat yang cukup dan Kelola stress," ujarnya
Pihaknya berharap, setelah mengikuti kegiatan tersebut, Ibu-Ibu melakukan SADARI secara rutin (jangan takut) dan Ibu-Ibu bisa menjadi “Agen/Corong” YKPI untuk menyampaikan pentingnya SADARI di lingkungan keluarga maupun masyarakat luas.
Ibu-Ibu Polwan dan ASN Polda DIY beserta jajaran bisa menjadi srikandi untuk menyebarluaskan informasi tentang sosialisasi skrining dan deteksi dini kanker payudara serta SADARI.
Sebagai narasumber pada kegiatan ini dr. Hardina Sabrida, MARS dari RS Kanker Dharmais yang memberikan penjelasan tentang pentingnya SADARI agar dapat terdeteksi secara dini kalau ada benjolan di payudara.
Ia melanjutkan, setelah itu melakukan SADANIS yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh Tenaga Medis dan pemeriksaan penunjang melalui Mammografi atau USG Payudara.
"Untuk melakukan SADARI dianjurkan dilakukan satu bulan sekali, yaitu 7-10 hari setelah hari pertama menstruasi/sudah selesai mentruasi," kata Dia
"Apabila ada kelainan payudara yang perlu diperhatikan jika ditemukan kelainan seperti teraba benjolan, penebalan kulit, perubahan bentuk dan ukuran payudara, nyeri, terdapat cekungan kulit seperti lesung pipit, pengerutan kulit payudara, keluar cairan dari puting susu, penarikan puting susu ke dalam dan luka pada payudara yang tidak sembuh-sembuh, untuk itu segera berkonsultasi dengan dokter untuk pemeriksaan selanjutnya dan benjolan/kelainan tersebut harus dianggap sebagai keadaan yang mengarah kearah keganasan, sampai dapat terbukti bahwa kelainan itu ganas, jinak ataupun normal. Penting diingat gejala awal/dini kanker payudara tidak ada keluhan!,” demikian Hardina.