Sambut Masa Emas IoT di Indonesia, Pelaku Pasar Digital Punya Peluang Besar
- pinterest.com
Hal ini selaras tren dunia dari teknologi yang pertama dilontarkan Kevin Ashton (salah satu pendiri Auto-ID Labs, grup riset identifikasi frekuensi radio dari Massachusetts Institute of Technology) saat presentasi di hadapan Procter & Gamble di tahun 1999.
Data IoT-Analytics per Mei 2022 menyebutkan, konektivitas IoT di seluruh dunia sepanjang 2021 tumbuh sebesar 8% menjadi 12,2 miliar pengguna aktif. Karena itu, sumbangan 400 juta perangkat dari Indonesia sebenarnya relatif masih sangat rendah.
Sementara itu, Doni Ismanto dari Forum Indo Telko mengatakan, kebutuhan IoT di Indonesia sekarang telah lintas sektor industry. Antara lain di sektor manufaktur, logistik, kota pintar (smart city), maupun rumah pintar (smart home).
“Sektor-sektor ini belum mengadopsi secara masif. Tingkat adopsi yang belum masif tersebut disebabkan berbagai industri masih mencari bentuk yang tepat untuk diimplementasikan. Tapi ini artinya potensi pasar masih besar untuk segmen-segmen tersebut,” katanya saat dihubungi, Rabu (14/3/2023).
Menurut dia, potensi besar akan terjadi ketika efisiensi dan efektifitas ditemukan sekaligus dari IoT. Apalagi, salah satu teknologi key pada era Revolusi industri 4.0 memang IoT, sehingga olah rupa dari layanan ini harus terus ditajamkan.
Dia menekankan jangan sampai ada jeda dari sisi pengantaran ke pasar ataupun contoh sukses penerapan (use case) ke masyarakat. Sebab, sebagaimana diperlihatkan pada layanan teknologi lainnya, momentum harus disambut pelaku industri dengan baik.