Meski Tak Sempat Urus Jenazah Ibu Lantaran Sibuk, Marbot Masjid Ini Tetap Bisa Kuliah ke AS
- Screenshot berita VivaNews
"Kuliah di Semarang bagi orang desa seperti saya sudah luar biasa, apalagi bisa belajar di jurusan teknologi," ujar Adib di Semarang, beberapa waktu lalu
Meski demikian, bukan berarti Adib tidak ingin kuliah di luar negeri. Tentu ada cita-cita, meski kata Adib, lebih sering dipendamnya.
Ia merasa, kuliah di luar negeri adalah mimpi yang terlalu tinggi bagi seorang anak desa seperti dirinya.
Di Semarang, Adib adalah marbot masjid. Dia tinggal di sebuah masjid dan ikut memakmurkannya dengan beragam kegiatan keagamaan dan sosial.
Namun, dalam beberapa bulan terakhir, ia harus bolak balik Semarang-Tuban-Semarang, menempuh jarak sekitar 280 km sekali jalan.
Semua itu dijalaninya karena ibunya sedang sakit, sehingga ia harus merawatnya. Beruntung sudah ada jalan tol, sehingga jarak tempuh bus semakin pendek, hanya berkisar 5-6 jam.
Tidak ada salahnya memang, anak desa bermimpi kuliah di luar negeri. Khoirul Adib yakin bahwa rezeki sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Tugasnya hanya berikhtiar mencari jalan, dan saat itu, yang terbayang adalah mencari beasiswa.