Besok Terjadi Fenomena Unik, Blue Supermoon 'Bulan Biru' Muncul Di Pagi Hari
- Screenshot berita VivaNews
VIVA Jabar - Sebentar lagi akan terjadi fenomena Bulan Purnama paling terang dan terbesar di tahun 2023, tepatnya pada tanggal 30 Agustus yang disebut sebagai Bulan Biru atau Blue Supermoon
Di Indonesia, fenomena ini juga disebut sebagai Purnama Tionggoan. Terjadi pada Kamis, 31 Agustus 2023, pukul 08:35 WIB, 09:35 WITA dan 10:35 WIT.
Istilah Bulan Biru tidak ada hubungannya dengan warna, namun sejak tahun 1940-an ini, merujuk pada bulan purnama kedua dari dua fenomena yang sama dalam satu bulan kalender.
Oleh karena itu, Bulan Purnama pada hari Rabu ini ditetapkan sebagai Bulan Biru karena merupakan Bulan Purnama kedua di periode Agustus.
Sama seperti Bulan Purnama pertama di bulan Agustus, yaitu Sturgeon Moon yang terjadi pada tanggal 1 Agustus
Blue Moon juga akan menjadi Supermoon, artinya bulan ini akan terjadi pada periode ketika satelit alami Bumi itu berada lebih dekat ke Bumi sehingga membuatnya tampak lebih besar di langit.
Menurut In the Sky, Super Blue Moon akan terbit tepat setelah matahari terbenam pada pukul 19:10 EDT dari ufuk timur.
Namun, hal ini tidak akan terjadi pada saat Bulan berada pada titik terbesar dan paling cemerlang.
Sementara itu, Situs Space menuliskan, momen Bulan Purnama didefinisikan sebagai titik 180 derajat dari Matahari, berlawanan sepenuhnya dengan Matahari di langit di atas Bumi.
Adapun Badan Penerbangan dan Antariks (NASA) berpendapat, untuk Blue Moon tahun ini, Bulan akan berhadapan dengan matahari pada pukul 21:36 EDT. Saat ini, benda langit itu akan berada di konstelasi Aquarius. Blue Moon kemudian akan terbenam pada hari Kamis tepat sebelum Matahari terbit sekitar pukul 06:46 EDT.
Fenomena ini umumnya diklasifikasikan sebagai Bulan Purnama kedua dalam satu bulan kalender.
Bulan purnama sendiri terjadi sekitar 12,4 kali dalam setahun. Artinya setiap 2,8 tahun, periode 12 bulan terdapat 13 Bulan Purnama.
Oleh karena itu, salah satu bulan akan mengakomodasi dua Bulan Purnama sehingga menghasilkan Bulan Biru.
Karena siklus Bulan membutuhkan waktu 29,5 hari untuk berpindah dari satu Bulan Purnama ke Bulan Purnama berikutnya, itu berarti Agustus ini terdapat Bulan Purnama Sturgeon di awal bulan dan Bulan Biru di akhir bulan.
Supermoon terjadi ketika Bulan lebih dekat ke Bumi. Hal ini terjadi karena orbit Bulan terhadap planet kita tidak berbentuk lingkaran, melainkan berbentuk elips seperti lingkaran pipih atau oval. Artinya, ada saat-saat dalam orbit Bulan ketika jaraknya lebih jauh (titik apogee ) dan lebih dekat (titik perigee ).
Jarak antara Bumi dan Bulan selama perigee dan apogee berkisar antara 220.000 mil (350.000 kilometer) hingga 253.000 mil (408.000 km), selisihnya sekitar 14 persen.
Meskipun ada perbedaan jarak Bumi-Bulan, tidak ada perbedaan besar dalam tampilannya di langit saat standar Bulan Purnama dan saat Supermoon.
Bulan mungkin tampak sedikit lebih besar dan lebih terang selama Supermoon, tetapi hal ini tidak akan terlihat oleh siapa pun kecuali para pengamat langit yang memiliki pengalaman signifikan dalam mengamati Bulan.