Ancam Ukraina, Rusia Terang-Terangan Bakal Pakai Rudal Nuklir
- Screenshot berita VivaNews
VIVA Jabar - Rusia meningkatkan ancaman nuklir, ketika pasukan Ukraina melancarkan serangan balasan untuk merebut kembali wilayahnya selama perang
Sehari setelah para pejabat Ukraina secara resmi mengakui bahwa pasukannya telah membebaskan pemukiman di tenggara Robotyne, Andrey Gurulyov, seorang anggota parlemen Rusia (Duma) dan mantan komandan militer, menyatakan bahwa daerah tersebut adalah sasaran sempurna untuk serangan nuklir.
Gurulyov juga menyatakan bahwa pasukan Kiev telah merebut kembali Robotyne dan berusaha untuk maju lebih jauh.
Kiev sedang melakukan serangan balasan selama tiga bulan untuk merebut kembali wilayah yang direbut oleh Rusia sejak Februari 2022, dengan bentrokan sengit terjadi di sepanjang garis depan di wilayah Donetsk dan Zaporizhzhia.
Penggunaan senjata nuklir telah sering dibahas selama perang di Ukraina. Presiden Rusia sendiri mengatakan dalam pidatonya yang disiarkan televisi pada bulan September 2022, bahwa dia akan siap menggunakan senjata semacam itu untuk mempertahankan wilayah Rusia.
Dalam siaran di saluran TV Russia-1, Vladimir Solovyov, salah satu tokoh paling terkenal di media yang didukung Kremlin, mengatakan kepada rekan-rekannya bahwa ia yakin Rusia harus menyerang Ukraina dengan senjata nuklir.
“Segera setelah mereka secara resmi mengirimkan (F-16), kami melakukan serangan dengan senjata nuklir taktis,” kata Solovyov.
"Mereka yakin kami tidak akan melakukannya. Itu sebabnya hal itu harus dilakukan," lanjutnya
Secara terpisah, pada hari Selasa, 29 Agustus 2023, Wakil Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Alexei Shevtsov mengatakan bahwa Rusia mengerahkan senjata nuklir taktis di Belarus sebagai bagian dari tindakan pembalasan dan sebagai tanggapan dari prilaku agresif negara Barat.
Presiden Rusia, Vladimir Putin pertama kali mengumumkan pada 25 Maret bahwa Rusia akan menempatkan senjata nuklir di Belarus, dan mengatakan tindakan tersebut tidak akan melanggar perjanjian non-proliferasi.
Meskipun Belarus sekutu setia Kremlin yang belum terlibat langsung dalam konflik Ukraina, pasukan Rusia telah diizinkan melakukan latihan di wilayah Belarusia sejak sebelum perang dimulai.
Negara tersebut dimanfaatkan Rusia untuk melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022.