Perjuangan Meutya Hafid yang Akhirnya Melahirkan di Usia 44 Tahun
- VIVA.co.id
Yang semakin membuatnya sedih, ketika keberhasilan kehamilannya berbuah keguguran yang memupuskan segala harapannya untuk menimang bayi.
"Nggak langsung berhasil hamil, beberapa kali gagal. Total coba 10 kali mungkin ya bayi tabung. Sempat berhasil tapi 2 kali keguguran," tambahnya.
Penulis buku 168 jam dalam sandera: memoar jurnalis Indonesia yang disandera di irak itu, bahkan sudah kehilangan dua saluran tuba atau indung telur, untuk menjalani program bayi tabung. Hal itu dilakukan sebagai pencapaian proses keberhasilan bayi tabung yang penuh liku.
"Sebelum itu (bayi tabung), juga jalani operasi supaya proses bayi tabungnya berhasil jadi tuba saya keduanya diangkat," jelasnya.
Alih-alih menerima dua garis biru, Meutya justru mengalami keguguran yang membuatnya sempat trauma untuk mencoba kembali.
Terlebih, Meutya sempat hamil dengan dua janin kembar yang membuat harapannya meninggi untuk menjadi seorang ibu.
"Nggak mau coba lagi karena keguguran itu saya ngerasanya yaudah mungkin nggak bisa. Sy pernah hamil dengan 2 janin. Udah kebayang punya anak kembar, mendekati 3 bulan, keguguran," terangnya penuh air mata.