Hacker China Bobol 25 Akun Email Milik Organisasi Penting Uni Eropa dan AS
- Pixabay
Meski begitu, pihak China membantah dan menyebut laporan Microsoft itu sebagai "disinformasi", mengatakan bahwa tuduhan itu dimaksudkan untuk mengalihkan perhatian dari aktivitas dunia maya di AS.
"Tidak peduli lembaga mana yang mengeluarkan informasi ini, itu tidak akan pernah mengubah fakta bahwa Amerika Serikat adalah kerajaan peretas terbesar di dunia yang paling banyak melakukan pencurian data di dunia maya," kata juru bicara kementerian luar negeri China Wang Wenbin saat melakukan pengarahan rutinnya.
“Sejak tahun lalu, organisasi keamanan siber China dan negara lain telah mengeluarkan banyak laporan yang mengungkap serangan siber di China oleh Pemerintah AS dalam jangka waktu yang lama, tetapi AS belum memberikan tanggapan sejauh ini,” tambahnya lebih lanjut.
Bulan lalu, perusahaan keamanan siber milik Google, Mandiant, mengatakan pihaknya mencurigai peretas China yang didukung negara telah membobol jaringan ratusan organisasi sektor publik dan swasta secara global dengan menggunakan lubang keamanan di alat keamanan email yang populer.
Awal tahun ini, Microsoft mengatakan hacker China yang didukung negara menargetkan infrastruktur penting AS. Ia menambahkan bahwa China dapat meletakkan dasar teknis untuk mengganggu komunikasi kritis antara AS dan Asia selama krisis di masa depan.