Level Daya Saing Indonesia Tembus ke Peringkat 34 Kalahkan Jepang

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto
Sumber :
  • Screenshot berita VivaNews

VIVA Jabar - Level daya saing Indonesia di sektor perekonomian terus menunjukkan buah yang memuaskan. Hal ini dikatakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat konferensi di kantornya, Senin (7/8/2023)

Pemain Keturunan Depok Ini Jadi Ancaman Ole Romeny di FC Utrecht

Menko Perekonomian mengungkapkan, peringkat daya saing Indonesia naik ke posisi 34 dari sebelumnya di posisi 44 pada 2022 dalam laporan Institute Management Development (IMD).

Bahkan, kata Airlangga, level daya saing Indonesia mampu mengalahkan Jepang yang ada di posisi ke 35 dari total 64 negara.

Posisi Ole Romeney Terancam Usai FC Utrecht Rekrut Pemain Keturunan Depok

Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto

Photo :
  • Screenshot berita VivaNews

"Posisi Indonesia naik 10 posisi dari rangking 44 menjadi 34 dari 63 negara di tahun 2023," kata Airlangga

Jadwal Indonesia Vs Australia di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Live Sore Hari di TV Nasional

Menurut data, Pandemi Covid-19 sempat memperburuk level daya saing. Namun, di tahun 2023 ini kembali meningkat dan perubahan itu sangat signifikan.

Airlangga memaparkan, level daya saing Indonesia pada tahun 2019 ada di posisi 32, kemudian naik pada 2020 ke 40, 2021 di posisi 37, tahun 2022 di posisi 44, dan turun pada 2023 di posisi 34.

Adapun untuk Jepang ada di bawah Indonesia menempati posisi 35, diikuti India di posisi 40, Filipina 52, Meksiko di posisi 56, dan Brazil di posisi 60.

Untuk semua faktor tercatat mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2022 diantaranya, performa ekonomi, efisiensi bisnis, government efficiency, dan infrastruktur.

Ketum Partai Golkar, Airlangga Hartanto

Photo :
  • Viva.co.id

Airlangga menjelaskan, kinerja ekonomi yang membaik ditunjukkan dari rangking yang turun dari 42 menjadi 29. Kemudian government efficiency menjadi 31 dari 35.

Berikutnya, masih kata Airlangga, business efficiency meningkat ke level 20, dan infrastruktur meningkat dari 52 ke 51.

"Memang kalau kita lihat business efficiency bisa dengan cepat dan infrastruktur membaik. Namun, pemanfaatannya kalau infrastruktur biasanya belakangan baru bisa menjadi faktor pengungkit logistik," pungkas dia.