Wacana Impor Beras 2 Juta Ton Bikin Petani Kebingungan
- Pixabay
VIVA Jabar – Pemerintah kembali membuka wacana untuk melakukan impor beras sebanyak 2 juta ton. Pemerintah beralasan impor beras dilakukan karena serapan gabah di petani belum bisa memenuhi stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mengatakan, saat ini justru petani merasa kebingungan karena pengusaha atau tengkulak yang biasa menyerap gabah mengalami dilema. Mereka takut ketika menyerap banyak gabah dari petani justru pemerintah malah melakukan impor beras.
"Sehingga ketika dia beli dengan harga cukup tinggi, begitu impor harus jual dengan harga rendah. Kondisi psikologis ini harus diselesaikan agar gabah petani terserap dan penyerapnya punya kepastian apakan ini mau impor atau enggak, kalau impor berapa, dan kalau impor apa yang akan dilakukan. Sehingga psikologis ini membuat petani mengalami problem penjualan," ujarnya.
Permasalahan lain, kata Kang Dedi, saat ini petani seolah menjalankan produksi sendiri tanpa adanya pendampingan. Sebab selama ini minim sekali petugas yang turun ke lapangan memberikan bimbingan pada petani untuk meningkatkan produktivitas.
Salah satu penyebab tak ada petugas pendamping adalah masih rendahnya gaji para PPL. Sehingga mereka tak memiliki motivasi bekerja, ditambah dengan penurunan pengetahuan PPL karena terus berkembangnya dunia pertanian yang tak dibarengi dengan pelatihan memadai.
"Ini problem yang harus dibenahi pada sistem pertanian kita," ucap Kang Dedi.
Di sisi lain, Kang Dedi juga menyoroti pemerintah dalam hal ini BPS yang selalu membuat branding bahwa petani padi harus terus miskin. Ketika panen tinggi harga dibuat murah dan saat panen raya justru muncul kebijakan impor.