Program Guru Ngaji Bentuk Perhatian Pemerintah Terhadap Ustadz dan Ustadzah
- Istimewa
"Sekali lagi terima kasih kepada Bapak Bupati Bandung. Semoga ini menjadi amal kebaikan dalam meningkatkan Kabupaten Bandung semakin Bedas," katanya.
Sementara itu, Ustadzah Euis Haeni mengaku bersyukur dengan adanya program insentif guru ngaji ini. Karena melalui program unggulan Bupati Bandung ini, guru ngaji ini mendapatkan fasilitas BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan dari Pemerintah Kabupaten Bandung. "Alhamdulillah, setiap triwulan kita mendapatkan insentif guru ngaji sebesar Rp 1.050.000. Alhamdulillah, kita mendapatkan perhatian dari Bapak Bupati Bandung. Ini sebagai bentuk perhatian pemerintah kepada kami selaku guru ngaji di Kabupaten Bandung," kata Euis.
Euis pun berharap kedepannya ada peningkatan atau penambahan insentif untuk guru ngaji itu, walaupun awalnya para guru ngaji berniat lillahi ta'ala dalam mengajar baca tulis Al-Qur'an di sekolah tersebut.
"Tapi sampai detik ini, alhamdulillah Pemerintah Kabupaten Bandung telah memperhatikan para guru ngaji di sekolah, yang awalnya kami mengajar baca tulis Al-Qur'an hanya di madrasah," tuturnya.
Euis pun berharap ada penambahan waktu mengajar baca tulis Al-Qur'an di sekolah. Dengan waktu selama satu jam dalam setiap minggunya masih kurang, sehingga kurang memberikan manfaat bagi para siswa. Berbeda dengan mengajar baca tulis Al-Qur'an di madrasah yang dilaksanakan setiap hari.
Lain halnya yang dikatakan Ustadzah Siti Puspitasari, guru ngaji di sekolah yang sama. Ia mengatakan perlu adanya penambahan pendidikan aqidah akhlak beragama Islam bagi para siswa, terutama bagaimana menghadapi orang yang lebih tua. "Terutama menghadapi guru kita di sekolah, agar para siswa memiliki akhlak yang baik kepada sesama manusia maupun di mata Allah SWT," katanya.
Siti berharap program guru ngaji di sekolah itu dengan waktu satu jam selama seminggu masih kurang, dan berharap ditambah waktu belajarnya minimal dua kali dalam seminggu.