Rentetan Konspirasi Covid-19, Penemu PCR Ternyata Mati karena Dibunuh

Komisaris Jenderal (Komjen) Dharma Pongrekun
Sumber :
  • YouTube

VIVA Jabar – Di balik hebohnya Covid-19, ternyata menyimpan misteri mengerikan tentang sebuah konspirasi yang dilakukan oleh sebuah Yayasan internasional, yakni Rockefeller Foundation.

Cristiano Ronaldo Menang Gugatan, Juventus Wajib Bayar Sisa Gaji Rp167 Miliar

Beberapa fakta terkait hal itu dibongkar oleh mantan Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Komisaris Jenderal (Komjen) Dharma Pongrekun saat ia hadir di podcast Richard Lee beberapa waktu lalu.

Salah satu yang dia bongkar adalah kematian seorang Ahli Biokimia yang berhasil menemukan PCR, yakni Kary Mullis. Dikatakannya ia meninggal karena dibunuh sebagai rentetan konspirasi Covid-19 itu.

Klaim Jadi Pahlawan saat Covid-19, SYL: Saya Kendalikan Makanan Masyarakat

Kary Mullis

Photo :
  • Istimewa

Sementara informasi yang beredar, Kary Mullis meninggal karena penyakit pneumonia di usianya yang ke 74 tahun pada 7 Agustus 2019 lalu.

Dapatkan BLT Rp2,4 Juta Hari Ini dari Kemensos, Cara Daftar BNPT 2024 dan Cek Penerima di Sini!

“PCR (polymerase chain reaction) tujuannya bukan buat tes virus, ini cuma garis-garis, ini kloni DNA, penemunya dokter Kary Mullis, tahun 1993, dia mendapatkan nobel,” kata Komjen Dharma di YouTube Richard Lee.

“5 bulan sebelum COVID, dia dibunuh. Memang tidak akan dikatakan dia dibunuh, dia mati karena dia protes tak mau alatnya digunakan,” sambungnya dilihat Selasa, 30 Januari 2024.

Halaman Selanjutnya
img_title