Dedi Mulyadi : Jawa Barat Adalah Sepenggal Tanah Dari Surga, Harus Seperti Bidadari
- Istimewa
VIVAJabar – Politisi Gerindra Kang Dedi Mulyadi menyebut seorang pemimpin harus otentik tidak boleh sekadar bermodalkan ‘kosmetik’ yang berarti harus tampil apa adanya tanpa bersolek hanya demi terlihat ‘cantik’ di hadapan rakyat.
Hal tersebut diungkapkan KDM usai acara ‘Ngurus Lembur, Nata Kota, Jawa Barat Istimewa, Purwakarta Istimewa’ di Lapangan Sahate, Kabupaten Purwakarta, Jumat 26 Juli 2024.
“Paling utama adalah pemimpin itu tidak boleh kosmetik. Pemimpin harus mencintai rakyatnya dengan hati bukan sekadar kepentingan, tetapi selamanya agar terus terjaga cintanya,” ujar Dedi Mulyadi.
Menurutnya, rakyat kini sudah bisa menilai mana sosok pemimpin yang bekerja atau sekadar ‘kosmetik’. Sehingga rakyat lebih senang dengan calon pemimpin yang melakukan aksi nyata bukan sekadar bersolek di media sosial.
Kang Dedi sendiri sudah sejak lama turun langsung membantu memberikan solusi untuk masyarakat. Hal itu sudah menjadi kesehariannya dan bukan sekadar turun di saat akan memasuki musim pemilu.
Tak hanya dengan masyarakat, KDM pun sejak dulu menjalin komunikasi yang baik dengan sejumlah tokoh dari berbagai agama. Hubungan yang dibangunnya bukan karena kepentingan, tapi berdasarkan kedekatan yang terjalin sejak lama.
“Jadi pemimpin memang harus hadir di tengah mereka. Dan saya tidak pernah ke mereka minta dipilih, saya hanya menyampaikan gagasan Jawa Barat ke depan,” ujar Dedi.
Salah satu hal yang kerap ia sampaikan adalah keinginannya membawa Jabar kembali ke jati dirinya. Semua harus kembali pada peradaban kultur masing-masing wilayah yang melahirkan arsitektur, makanan, pakaian, pengetahuan yang semuanya tertata dengan baik.
“Jabar itu sepenggal tanah dari surga ibarat bidadari. Jabar ini harus seperti bidadari, tidak boleh kumuh, tidak boleh korengan, tidak boleh borokan, harus glowing gak boleh jerawatan,” terangnya. ****