Selamatkan Anak dari Jerat Gadget: Kunjungi Kampung Lali Gadget
- Istimewa
Jabar,VIVA – Kampung Lali Gadget hadir sebagai oase di tengah gempuran teknologi yang semakin masif. Di sini, anak-anak diajak untuk melepaskan diri dari ketergantungan gadget dan kembali menikmati keindahan alam serta kesederhanaan hidup.
Melalui berbagai kegiatan yang menarik dan edukatif, kampung ini tidak hanya membantu anak-anak mengatasi kecanduan gadget, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan hidup yang penting untuk masa depan.
Kampung Lali Gadget membuktikan bahwa dengan sedikit kreativitas dan kepedulian, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan kondusif bagi tumbuh kembang anak.
Perlu diketahui sebelumnya, di era teknologi modern, perangkat seperti ponsel pintar, tablet, dan laptop telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari orang.
Meskipun kehadiran gawai memiliki banyak manfaat, terutama bagi anak-anak, ia juga memiliki beberapa masalah. Kecanduan dan ketergantungan pada perangkat ini dapat mengganggu perkembangan motorik dan sosial mereka.
Untuk menyelesaikan masalah ini, Achmad Irfandi, seorang pemuda dari Desa Pagengumbuk, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, mendirikan organisasi yang disebut Kampung Lali Gadget (KLG) pada 1 April 2018.
Meskipun belum ada kasus kecanduan gawai serius di desa Irfandi, program ini bertujuan untuk mencegah anak-anak menjadi kecanduan gawai. Dengan mengangkat kembali permainan klasik yang dapat mengalihkan perhatian anak-anak dari perangkat digital, ia berusaha mencegah efek buruk gawai.
Kampung Lali Gadget mengajak pemuda lokal untuk terlibat dalam pemberdayaan masyarakat. Para pemuda ini berperan sebagai perencana, fasilitator edukasi, dan pendamping dalam berbagai kegiatan yang diadakan.
Pogram ini tidak hanya mengurangi penggunaan gawai, tetapi juga mengedukasi anak-anak tentang budaya dan kearifan lokal melalui berbagai aktivitas yang meliputi olahraga, edukasi satwa, dan permainan tradisional.
KLG berharap isu kecanduan gawai dapat diangkat secara nasional sebagai keprihatinan bersama. Diharapkan efek buruk penggunaan gawai yang berlebihan akan dikurangi dengan mengedukasi masyarakat tentangnya.
Program seperti ini menunjukkan betapa pentingnya bekerja sama antara individu, komunitas, dan pemerintah untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi anak-anak.
Achmad Irfandi akhirnya diberi penghargaan Satu Indonesia Award 2021 atas kisah perjalanannya dalam mempromosikan budaya melalui pembelajaran dolanan tradisional.
Penghargaan ini merupakan pengakuan atas upaya Irfandi dan inspirasi untuk memperjuangkan masalah kecanduan gawai di tingkat nasional. Ia berharap penghargaan ini akan meningkatkan kesadaran akan pentingnya membatasi penggunaan gawai di kalangan anak-anak.
Oleh karena itu, Kampung Lali Gadget berfungsi sebagai contoh praktis tentang bagaimana metode yang didasarkan pada komunitas dan budaya dapat diterapkan untuk mengatasi masalah kecanduan terhadap teknologi.
Anak-anak tidak hanya belajar tentang kearifan lokal melalui program ini, tetapi mereka juga diajak untuk berinteraksi secara sosial dan fisik, yang penting untuk perkembangan mereka. KLG tidak hanya membuat anak-anak merasa aman di ruang mereka sendiri, tetapi juga mengajarkan semua orang bahwa kita semua memiliki tanggung jawab bersama untuk mendidik generasi berikutnya. (Moh. Hidayat/Jabar VIVA)