Tanggulangi Kemiskinan Ekstrem, Kepala Disnakertrans Puji UPT BLK Subang
- Tim VIVA Jabar
VIVAJabar – Program pelatihan kerja Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Subang sangat efektif untuk menanggulangi kemiskinan dan menciptakan SDM unggul untuk siap bekerja di Industri ataupun berwirausaha.
Akan hal itu, ditahun 2024 ini, pihak UPT BLK Subang memberikan pelatihan kerja bagi 554 warga Subang yang ingin meningkatkan skill dan kompetensi nya lengkap dengan pemberian sarana pendukungnya.
Kepala Disnakertrans Kabupaten Subang Rona Mairansyah mengatakan, kehadiran UPT BLK merupakan suatu anugerah, karena dengan struktur yang ada di Balai Latihan Kerja tersebut akan lebih banyak memberikan kemaslahatan bagi masyarakat, salah satunya pelatihan kerja untuk masyarakat yang sulit bekerja dan masuk dalam zona kemiskinan.
"UPT BLK Subang adalah anugerah, dimana masyarakat dilatih untuk bisa berwirausaha ataupun mendapatkan pekerjaan di Industri," ujarnya saat ditemui Viva Jabar pada Selasa, 19 November 2024.
Dia menjelaskan,saat ini jumlah pengangguran di Subang mencapai 70 ribu orang, oleh karena itu dengan perkembangan kabupaten yang makin pesat, kehadiran BLK menjadi solusi yang efektif untuk meminimalisir angka pengangguran.
Tidak hanya itu, masyarakat Subang jangan hanya jadi penonton di negeri sendiri,dengan banyaknya proyek nasional yang ada di Kabupaten Subang, masyarakat harus memiliki skill dan kompetensi agar bisa menjadi raja di negeri sendiri.
"Kan banyak yang mengatakan, masyarakat Subang jangan hanya jadi penonton, nah BLK adalah solusi untuk meningkatkan skill dan kompetensi agar masyarakat nya jadi raja di negeri sendiri," tambah Kadisnaker.
Kepala UPT BLK Subang, Ucu Kuswandi ST, mengatakan ditahun 2024 ini ada 554 warga Subang yang dilatih skill dan kompetensi yang meliputi 7 program pelatihan diantaranya jurusan Garment,Teknik las, Teknisi AC, Barbershop, Security dan lainnya, yang sebagian besar untuk penanggulangan kemiskinan ekstrem.
Bahkan, para peserta diberikan sarana seperti alat pangkas rambut, las, mesin jahit dan lainnya untuk mendukung peserta yang sudah lulus pelatihan bisa langsung praktek di lapangan (wirausaha).
"Kami fokus pada kemiskinan ekstrem ya, oleh karena itu sarana pendukung juga kita berikan ke mereka," ujar Pria yang kerap mendapat penghargaan karena inovasinya terhadap BLK.
Selanjutnya, Ucu menyampaikan ada 9 kecamatan yang masuk di zona miskin karena banyak pengangguran diantaranya Pagaden, Tanjung Siang, Patokbeusi, Ciasem dan lainnya.
BLK Subang pun tak sembarang mengambil data warga miskin untuk mengikuti pelatihan kerja yang diberikan, melalui sistem Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) pihak BLK menyisir warga miskin untuk mendapat data sehingga pelatihan kerja bisa tepat sasaran.
"Kita fokus pada penanggulangan kemiskinan ekstrem ya, datanya pun kita ambil dari DTKS" kata dia lagi.
Ucu menyatakan, dengan pelatihan kerja yang diberikan secara tidak langsung akan memberikan peluang masyarakat Subang untuk bekerja di Industri, ataupun berwirausaha sehingga angka pengangguran bisa ditekan.
"50-60 persen kita arahkan agar bisa diterima bekerja di Industri, sisanya berwirausaha," ungkap Ucu.
Sementara itu, salah satu peserta pelatihan, Nisa (23) mengatakan, peran pemerintah untuk mengurangi angka pengangguran diimplementasikan lewat BLK Subang.
Nisa yang mendapat pelatihan menjahit tersebut bersyukur mendapatkan pelatihan guna meningkatkan skill dan kompetensi nya untuk bisa bekerja di industri Garment.
"Alhamdulillah,ketika kita memiliki skill dan kompetensi, perusahaan akan menerima bekerja," ujarnya sembari tersenyum.