Purwakarta Punya Museum Digital Baru, Segera Dibuka di Tajug Gede Cilodong
- Istimewa
Di era modern seperti sekarang, museum digital akan mengedukasi mereka untuk mengenal lebih dunia hortikultura melalui media yang menarik dan interaktif.
"Kalau terus seperti ini, anak-anak kita tidak diedukasi, maka kita akan kehilangan generasi yang tidak mengerti pertanian. Sehingga kehadiran ini akan menjadi kawasan edukasi," katanya.
Nantinya, kata Kang Dedi, kawasan Tajug Gede Cilodong akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Selain terdapat tajug atau masjid yang megah, di kawasan tersebut juga terdapat museum, saung tani, pendopo tani, museum digital hortikultura, greenhouse hingga air mancur menari yang bisa dilihat pada malam hari.
"Sebelum covid kalau air mancur dinyalakan itu kunjungan bisa sampai 30 ribu orang per minggu yang melahirkan perputaran ekonomi. Ada orang jual sate bisa Rp 50 juta per Minggu. Apalagi ini sangat dekat dengan gerbang tol (Cikampek)," ucapnya.
Menurut Kang Dedi kini kawasan wisata edukasi dan religi Tajug Gede Cilodong menjadi tempat yang membanggakan. Betapa tidak, dulu kawasan tersebut dikenal sebagai prostitusi dan warung remang-remang namun bisa diubah olehnya menjadi tempat yang bermanfaat.
"Kesalahan kita selama ini pertanian itu selalu fokus menjual produk, tidak keindahan. Dan saya katakan trend ke depan adalah ekowisata yang menjual keindahan," katanya.
Ia pun meminta Pemkab Purwakarta mengembangkan kawasan yang sudah ada untuk lebih berkembang. Sehingga perputaran ekonomi masyarakat akan berkembang pesat dengan memanfaatkan segala potensi yang ada.