Sampah Penyebab Banjir, DPRD Kota Bandung Usul Kang Pisman Digencarkan dan Diperluas
- Istimewa
VIVA Jabar – Ketua DPRD Kota Bandung H. Tedy Rusmawan mengusulkan Gerakan Kurangi, Pisahkan, Manfaatkan (Kang Pisman) agar terus digencarkan dan diperluas. Pasalnya, sampah masih menjadi momok penyebab banjir di Kota Bandung.
Menurut Tedy, dengan diperluasnya program Kang Pisman membuat kesadaran masyarakat akan persoalan sampah ini bisa teratasi.
Hal itu dikatakan Tedy saat mengunjungi kawasan padat penduduk di RW 01, 02, 03, dan 04, Kelurahan Jamika, Kecamatan Bojongloa Kaler. Di sana, ia meninjau kegiatan padat karya yang digelar warga sekitar pada Kamis, 6 Juli 2023.
Pekerjaan padat karya yang digerakkan Dinas Tenaga Kerja ini diikuti lebih dari 100 warga setempat ini menyasar pembersihan saluran yang rutin menjadi titik-titik banjir. Di tengah kawasan padat penduduk itu, para pekerja padat karya menemukan berbagai barang yang menjadi penyumbat selokan dan gorong-gorong.
Di dalam gorong-gorong tertutup jalur gang permukiman, para pekerja padat karya berhasil mengeluarkan barang-barang berdimensi besar mulai dari perkakas dapur, kardus, bebatuan, hingga pohon setinggi tiga meter beserta daun yang masih cukup lebat.
Sampah-sampah ini diduga terbawa aliran arus dari arah utara saat hujan turun. Tedy mengatakan, persoalan sampah ini cukup krusial. Budaya ketertiban dan kebersihan ini sudah selayaknya terus digencarkan di tengah warga.
“Bisa jadi bukan warga daerah sini yang membuang sampah sembarangan. Sampah-sampah ini bisa jadi ‘kiriman’ dari kawasan utara, atau lebih jauh lagi dari wilayah sebelumnya. Saking derasnya hujan, sampah ini terbawa ke daerah sini. Yang terdampak tentu masyarakat juga,” ujar Tedy.
Oleh karena itu, kata Tedy, program pemerintah sebentuk Kang Pisman masih harus terus diperluas. Harus bisa digerakkan warga yang berinisiatif dan tergerak untuk menyadari dampak buruk dari produksi sampah, apalagi dibuang sembarangan.
Dengan Kang Pisman, Tedy menambahkan, sampah yang diproduksi warga bisa ditekan. Bila memang masih tersisa sampah di rumah, diupayakan hanya sampah anorganik yang bisa didaur ulang dan dijual di Bank Sampah. Dengan begitu, tidak ada lagi cerita sampah yang menumpuk di TPS, atau terserak di jalanan dan saluran air.
“Ternyata luar biasa sekali sampah yang ditemukan hari ini. Maka wajar jika terjadi banjir. Kepada warga, saya meminta agar Gerakan Kang Pisman terus dijalankan setiap hari. Yang anorganik bisa dipilah dan dijual kembali, dimanfaatkan, tidak menyumbat saluran,” katanya.
Tedy pun menaruh rasa bangga atas kinerja warga yang aktif mengikuti program padat karya.
“Mudah-mudahan kegiatan padat karya ini bermanfaat bagi warga. Terima kasih kepada warga, RT, RW, unsur kewilayahan, kecamatan, Forkopimcam, sehingga kegiatan ini bisa dirasakan langsung hasilnya oleh masyarakat,” tutur Tedy.
Salah seorang warga Kelurahan Jamika, Ade (52) menghaturkan terima kasih atas hadirnya kegiatan tersebut. Ia berharap program padat karya ini bisa menyelesaikan masalah banjir yang selalu menimpa kawasan permukiman itu.
“Daerah sini, terutama Gang Luna, memang selalu banjir. Ya, semoga saja dengan adanya ini (padat karya) tidak ada lagi banjir kalau hujan. Dan lebih enak kalau daerah itu bersih,” katanya.