Bersama Fahmi Husaeni, KDM Urus Ibu dari Anak Gizi Buruk yang Butuh Bantuan

Kang Dedi Mulyadi temui Anak Gizi Buruk
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Jabar – Seolah jadi pengobat sakit hati karena ditinggal istri lari dengan pacarnya, Fahmi Husaeni sering mendampingi Kang Dedi Mulyadi (KDM) dalam beberapa kegiatan. Salah satu kegiatan yang Fahmi ikuti dengan KDM adalah safari budaya di Cianjur belum lama ini.

Dedi Mulyadi Tegaskan Masalah Keadilan Ekonomi Lebih Realistis dari Kebhinekaan

Pada saat safari budaya di Cianjur tersebut, KDM dan Fahmi sempat bertemu seorang ibu bernama Nurikah Septiana. Diketahui, Nurikah merupakan warga Kranggan, Kota Bekasi yang sengaja mengejar hingga ke Cianjur untuk meminta tolong pada KDM atas masalah yang ia hadapi.

“Saya tahu ada kegiatan Kang Dedi dari media sosial. Ini anak saya sakit CVD dan gizi buruk, berat badannya gak naik-naik. Sekarang umurnya 6,5 tahun,” ucap Nurikah.

Dedi Mulyadi Masih Temukan Warga Miskin di Jabar Pinjam ke Bank Emok Ketika Sakit

Nurikah juga menuturkan, jika sang anak sudah pernah dirawat di rumah sakit. Hingga kini anaknya masih terus melakukan rawat jalan dan diminta untuk mengkonsumsi susu khusus penambah berat badan.

Nurikah mengatakan, untuk pengobatan hingga perawatan di rumah sakit semua ditanggung oleh BPJS. Hanya saja untuk susu tersebut harus ia beli sendiri dengan harga cukup mahal.

Semarakkan Festival Palang Pintu di Depok, Dedi Mulyadi: Nanti Kita Bikin Gedung Betawi

Karenanya, Nurikah meminta tolong agar permasalahan dirinya diberitahukan kepada Gubernur atau presiden sehingga anaknya mendapat bantuan susu dan dapat kembali normal.

“Tolong sampaikan ke Pak Gubernur dan Pak Presiden bantuan untuk susu, karena susunya mahal banget,” kata ibu yang suaminya bekerja sebagai kuli bangunan itu.

Sesuai anjuran dokter, anaknya harus mengkonsumsi susu merek Nutren Junior yang satu kalengnya isi 400 gram seharga Rp 160 ribu. Dalam satu bulan anaknya bisa menghabiskan minimal 17 kaleng susu.

“Jadi minum susunya harus per 3 jam. Selama ini tidak ada subsidi susu, sementara susu harus diminum sampai pulih,” ucapnya.

Pemerintah, kata Nurikah, sempat memberi bantuan. Hanya saja yang diberikan adalah susu bayi hingga sembako.

“Waktu itu pernah ada yang kasih susunya Frisian Flag umur 1-3 tahun, terus popok untuk nenek-nenek dan indomie,” kata Nurikah.

Mendengar curhatan tersebut, KDM meminta Fahmi tak berlarut dalam kesedihan karena istrinya kabur dengan pria lain. Sebab di luar sana masih banyak orang yang lebih menderita dan berjuang demi keluarga.

Terkait gizi buruk atau stunting, KDM mengatakan, sejak awal seharusnya program pengentasan difokuskan pada bantuan masyarakat. Sementara selama ini anggaran justru habis oleh urusan teknis seperti rapat, pertemuan, koordinasi hingga honorarium.

“Ini yang saya kritik penanganan stunting terlalu banyak teori akademiknya. Harusnya menukik pada kebutuhan, kalau butuhnya susu ya susu, kalau butuhnya bubur kacang ya kirim itu,” ucap KDM.

Apalagi, kata KDM, sesuai cerita ibu tersebut bantuan yang diberikan justru tidak sesuai harapan. Sehingga apa yang sering dirapatkan dari sisi teknis ternyata tidak menguasai lapangan.

“Sekarang ibu gak usah ke gubernur, presiden atau siapa-siapa, sekarang saya minta nomor rekening dan KTP. Saya suplai susu anak ibu, saya minta alamatnya, sudah ke saya saja cukup kalau 1-2 orang, kalau se-kabupaten saya gak mampu karena tidak pakai APBN tapi APBD, Anggaran Pendapatan Belanja Dedi,” tuturnya.