Kader PDIP Nyaris Tewas Diamuk Massa Gegara Diduga Perkosa Anak Kandung

Ilustrasi Garis Polisi
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Jabar – Seorang kader PDI Perjuangan (PDIP) berinisial S (50) nyaris tewas diamuk massa di Sekotong Lombok Barat, Minggu, 16 Juli 2023. Status S adalah Ketua PAC PDIP Sekotong yang juga bakal Caleg PDIP Lombok Barat.

Keren! BKPRMI Gelar Manasik Haji yang Diikuti Ratusan Anak TK- TPA se-Kabupaten Subang

S diamuk massa karena diduga memperkosa anak kandung sendiri. Video S diamuk massa beredar luas di media sosial.

Beruntung polisi sigap datang tepat waktu sehingga bisa meredam amukan massa yang beringas. Pelaku pun bisa diamankan polisi.

Denny Cagur Apresiasi Program Naturalisasi Timnas Indonesia di Komisi X DPR RI

“Personel datang tepat pada waktunya di mana pria yang dianiaya tersebut langsung diselamatkan dari amukan warga dan segera dilarikan ke Puskesmas untuk mendapatkan perawatan,” kata Kabid Humas Polda NTB, Kombes Pol. Arman Asmara Syarifuddin, Senin, 17 Juli 2023.

Peristiwa amuk massa ini diduga berawal seorang warga melalui pengeras suara di masjid meminta warga berkumpul untuk menindak S yang diduga memperkosa putrinya. Warga tak lama kemudian berkumpul.

Selamatkan Anak dari Jerat Gadget: Kunjungi Kampung Lali Gadget

Mereka ramai-ramai mendatangi kediaman S. Tanpa basa basi, S dipukuli puluhan warga hingga mengalami luka di sekujur tubuh. Wajah S pun babak belur.

“Berselang beberapa saat warga berkumpul kemudian langsung mencari S yang pada akhirnya langsung ditemukan warga,” ujarnya.

Adapun kondisi S saat ini belum bisa diminta keterangan karena masih dirawat di rumah sakit. Polisi juga sudah memeriksa saksi-saksi di lokasi kejadian.

Pihak Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Lombok Barat juga sudah menyampaikan keterangan. Menurut Ketua Bidang Kehormatan DPC PDIP Lombok Barat, Sardian, pihaknya sudah memecat S sebagai bacaleg karena dugaan pemerkosaan anak kandung tersebut.

“Sudah dipecat. DPC PDIP mengambil sikat tegas dengan melakukan pemecatan,” kata Sardian saat dikonfirmasi terpisah.