Tak Kuasa Tahan Tangis Saat Dibelai oleh Nenek di Bogor, KDM: Ini Tangan Almarhum Ibu Saya

KDM Terharu Kisah Hidup Mak Eni Janda Bogor ditinggal Mati Suami
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Jabar - Acara Safari Cinta yang digelar oleh Kang Dedi Mulyadi (KDM) di Lapangan King Abdul Azis, Desa Cimanggis, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor sukses mengobati kerinduan warga akan pagelaran seni budaya.

Cagub Jabar Dedi Mulyadi Pastikan Tak Akan Jatuhkan Calon Lain di Debat Perdana Pilkada 2024

Suasana keterharuan tetiba muncul pada gelaran tersebut. Sebab, di era serba dalam keterbelengguan dan tumpang tindih, baik di sektor ekonomi, sosial, budaya, pendidikan maupun bidang lainnya, acara Safari Cinta bertajuk soal seni-budaya mampu menjadi obat pelipur lara masyarakat

KDM menilai, acara tersebut sebagai bagian dari perjuangan Prabowo Subianto dalam memenuhi kebutuhan warga akan hiburan. Sebab, menurut KDM, tugas pemerintah tidak hanya membangun infrastruktur tapi juga membawa kebahagiaan bagi warga.

Kadin Jabar Undang 4 Paslon Gubernur Pilkada 2024 Bahas Target Ekonomi 8 Persen Prabowo

“Pak Prabowo terus berjuang, berjuang, berjuang, urusan hasil biar rakyat yang menentukan. Nanti rakyat bisa melihat mana yang asli, mana yang imitasi, mana kosmetik, mana yang otentik,” ucap KDM.

Di tengah acara KDM memanggil Mak Eni yang duduk di paling depan penonton. Ternyata Mak Eni adalah seorang jompo dengan status janda ditinggal mati suaminya.

Hasil Survei Pilkada 2024, Cagub Jabar Dedi Mulyadi Tunjukan Pengaruhnya di Basis PDI Perjuangan

Selama di panggung Mak Eni menceritakan kisahnya yang menikah tiga kali dalam hidupnya. Dari ketiga pernikahan itu, ia memiliki enam orang anak yang saat ini sudah besar-besar dan hidup terpisah.

“Inilah tugas pemimpin mendengarkan curhat rakyat, bukan malah pemimpinnya yang curhat saja,” katanya.

Sehari-hari, Mak Eni bekerja sebagai tukang urut dan ikut menanam singkong juga pisang di kebun orang. Ia melakukan hal itu karena tak mau ketergantungan pada bantuan orang lain termasuk anak-anaknya.

“Kalau dikasih sama anak-anak oleh saya disedekahkan kepada mereka yang lebih membutuhkan,” ucap Mak Eni yang bikin kagum KDM.

KDM bertekad di kepemimpinan ke depan para jompo dan janda tua seperti Mak Eni harus memiliki jaminan kehidupan yang lebih baik. Sebab sosok seperti Mak Eni seharusnya dijamin oleh negeri.

“Inilah nasib rakyat kita di usia tua masih harus mencangkul tanam singkong, tanam pisang, tapi rakyat tidak pernah mengeluh. Tapi kalau pejabat tunjangannya telat ngeluh, uang perjalanan turun ngeluh, sementara rakyat punya daya juang yang tinggi,” ucapnya.

Di akhir acara KDM menyerahkan uang sebesar Rp 6 juta sebagai modal tambahan hidup Mak Eni. Ia pun tak kuasa menahan tangis karena teringat dengan sosok almarhum ibunya, Karsiti.

Ia menceritakan sejak ibunya meninggal bertekad untuk terus mencintai dan melindungi kaum perempuan yang sebaya dengan almarhum ibunya.

“Tugas negara adalah melindungi anak yatim dan jompo. Semoga mimpi itu bisa terwujud oleh pemimpin istimewa (Prabowo Subianto),” ucap KDM.

Tangis Kang Dedi Mulyadi pun kembali pecah saat dibelai dan dipeluk oleh Mak Eni. Ia menyebut belaian tersebut sama lembutnya dengan tangan almarhum ibunya.

“Tangan ibu ini adalah tangan yang indah di malam ini. Mengusap rambut saya, mengusap punggung saya, itu adalah tangan almarhum ibu saya. Siapapun di sini jangan pernah mengkhianati ibunya dan jangan pernah menyakiti, cintai dia, sayangi dia, insyaallah hidup akan mulia,” pungkas KDM.