Lagi-lagi, Timnas Indonesia U-23 Jadi Korban Kontroversi Wasit di Laga Playoff Olimpiade 2024
- Instagram @qfa
Jabar – Timnas Indonesia kembali mengalami kegagalan pahit dalam perjuangan mereka menuju Olimpiade, sebuah luka lama yang terbuka kembali.
Kegagalan yang terasa semakin menyakitkan ketika peluang emas terhalang oleh keputusan kontroversial.
Pada 1976 di Montreal, Timnas menghadapi Korea Utara dalam sebuah pertandingan yang berakhir dengan adu penalti.
Anjas Asmara, sebagai penendang kelima Indonesia, gagal menjalankan tugasnya, mengakibatkan Korea Utara lolos ke Olimpiade sebagai juara Grup 3 yang juga termasuk Malaysia, Singapura, dan Papua Nugini.
Lebih dari empat dekade kemudian, sejarah buruk tersebut berulang. Di babak play-off Olimpiade 2024 Paris, Indonesia kembali dihadapkan pada situasi serupa melawan Guinea.
Pertandingan ini diwarnai oleh keputusan kontroversial wasit Francois Letexier yang memberikan penalti kepada Guinea.
Ilaix Moriba berhasil memanfaatkan peluang tersebut pada menit ke-29.
Kontroversi muncul ketika rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan bahwa pelanggaran Witan Sulaeman terhadap pemain Guinea terjadi di luar kotak penalti.
Banyak pihak di Indonesia merasa dikhianati oleh absennya teknologi VAR, yang mungkin bisa mengubah hasil akhir pertandingan tersebut.
Kekecewaan ini membawa ingatan kembali ke Olimpiade 1956 di Melbourne, di mana Indonesia membuat kejutan dengan menahan imbang Rusia 0-0, sebuah prestasi yang belum dapat diulangi.
Namun, mimpi untuk mencapai panggung Olimpiade sekali lagi tetap menjadi tantangan yang belum dapat terwujud.