Mourinho Tuduh Wasit Anthony Taylor Seperti Orang Spanyol, Padahal Inggris

Pelatih AS Roma, Jose Mourinho
Sumber :
  • Screenshot berita VivaNews

VIVA Jabar - Liga Europa telah melewati partai puncak, final. Final mempertemukan Sevilla vs AS Roma. Pertandingan berlangsung dini hari tadi di di Puskas Arena, Budapest, Hungaria. Skuad Jose Mourinho dibuat gigit jari oleh Sevilla.

Pelatih Guinea Diduga Keceplosan Ungkap Kelemahan Jelang Lawan Timnas Indonesia U-23

Skuad asuhan Jose Mourinho kalah lewat adu penalti. Roma unggul lebih dulu pada menit 34 melalui gol Paulo Dybala. Kedudukan menjadi 1-1 pada menit 55, setelah Gianluca Mancini melakukan gol bunuh diri. Duel berlangsung keras dan menegangkan.

Waktu normal 120 menit belum cukup menentukan siapa pemenang dan kalah. Pertandingan harus menempuh adu penalti karena di 120 menit, kedudukan imbang masih bertahan, 1-1. 

Erik Ten Hag Akui Masih Lirik Jadon Sancho di Dortmund

Pada momen ini, empat penendang Sevilla melakukan tugas dengan baik, sedangkan dua dari tiga penendang Roma, gagal mencetak gol.

Setelah pertandingan berakhir, para pemain Roma nampak bersedih. Dybala salah satunya yang menangis. Mourinho menganggap itu adalah hal yang wajar, karena pemainnya menganggap hasil ini tidak adil.

Arkhan Kaka Incar Posisi Timnas Senior, Siap Curi Perhatian Shin Tae-yong

"Kami peduli dengan jersey ini, kami menganggap ini serius, bekerja dengan kerendahan hati, dan memberikan semua yang kami miliki," kata Mourinho dilansir dari viva.co.id

"Masing-masing dari kami bereaksi dengan cara yang berbeda, yang satu menangis, yang lain tidak. Tapi kenyataannya adalah kami semua sangat sedih. Kami kembali mati kelelahan, dan mati dengan perasaan tidak adil," imbuhnya.

Mourinho menilai pertandingan Roma melawan Sevilla sangat intens dan keras. Sayangnya, wasit Anthony Taylor asal Inggris yang memimpin jalannya pertandingan tak bisa mengimbangi itu. 

Mourinho bahkan menyebut Anthony Taylor seperti orang Spanyol. Dia terlalu mudah mengeluarkan kartu kuning, dan ada momen menguntungkan Sevilla karena tidak mengusir Erik Lamela keluar lapangan. 

"Itu adalah pertandingan yang intens, maskulin, dan bersemangat dengan wasit yang tampak seperti orang Spanyol. Kuning, kuning, kuning sepanjang waktu," kata Mourinho

"Ketidakadilan ditunjukkan oleh fakta bahwa Lamela seharusnya mendapat kartu kuning kedua, dan dia tak melakukannya. Dia mengonversi penalti dalam adu penalti," pungkasnya