Hari Kontrasepsi Sedunia, Masih Banyak yang Gagal Paham Soal Penggunaannya
- Viva.co.id
VIVA Jabar - Tanggal 26 September setiap tahunnya dunia internasional memperingati hari Kontrasepsi Sedunia atau World Contraception Day (WCD). Global kampanye ini diadakan untuk visi agar setiap kehamilan dapat direncanakan.
Adapun misinya sendiri, WCD ini diluncurkan pada tahun 2017 demi meningkatkan pengetahuan kita semua mengenai kontrasepsi serta memberikan informasi yang utuh terhadap masyarakat agar memahami dan juga bisa mengambil keputusan yang tepat terkait kesehatan reproduksi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total penduduk Indonesia pada tahun 2022 sebanyak 274,20 juta jiwa. Di mana 49,5 persen atau setara 135,75 juta jiwa adalah perempuan dengan populasi usia produktif terbanyak di rentang 15 - 64 tahun (69,08 persen).
Kemampuan perempuan untuk memutuskan kapan dan berapa banyak anak yang mereka inginkan merupakan hal penting dalam pemberdayaan perempuan dan pembangunan berkelanjutan.
Sayangnya, hampir 132 juta perempuan usia subur di Asia mempunyai kebutuhan yang tidak terpenuhi akan kontrasepsi modern, yaitu mereka ingin menunda kehamilan namun tidak menggunakan kontrasepsi atau menggunakan metode tradisional yang kurang efektif dibandingkan metode modern.
Bahkan, Menurut UNFPA (United Nations Population Fund), hampir separuh perempuan yang tinggal di lebih dari 50 negara di seluruh dunia tidak mampu membuat keputusan sendiri mengenai hak-hak reproduksi mereka.
Mitos dan misinformasi seputar penggunaan kontrasepsi membuat perempuan enggan menggunakan metode keluarga berencana modern. Hak atas keluarga berencana sendiri lebih dari sekadar penggunaan metode kontrasepsi.
Ini tentang bagaimana seseorang, terutama perempuan dapat menggunakan haknya atas tubuhnya sendiri dan membuat keputusan terbaik.
Meningkatkan kesehatan, hak-hak dan status ekonomi perempuan merupakan langkah besar menuju peningkatan kesetaraan gender.
Ketika perempuan menjadi pusat perhatian dalam berbagai aspek masyarakat, termasuk peran kepemimpinan dan pengambilan keputusan mengenai kesehatan keluarga, maka kebutuhan mereka dalam mengatasi masalah kesehatan dan upaya dalam memberikan solusi yang sesuai akan meningkat pula.
Oleh karena itu, perempuan Indonesia harus mampu mengambil keputusan secara sadar dan mandiri terkait kesehatan reproduksinya, agar tercapai kualitas hidup yang lebih baik.
Kinshuk Kunwar, Presiden Direktur Bayer Indonesia mengatakan, memberdayakan kesehatan perempuan dengan memberikan akses terhadap keluarga berencana sangatlah penting.
Menurutnya, keluarga berencana berperan penting dalam mengurangi kemiskinan dan kelaparan, meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, memastikan pendidikan berkualitas tinggi dan pertumbuhan ekonomi untuk keadilan dan kesetaraan.
“Di Indonesia target kami menjangkau satu juta perempuan di kota dan desa melalui program keberlanjutan kami, Bayer untuk Indonesia (BISA) sampai dengan tahun 2030,” ujar Kinshuk Kunwar dalam keterangannya, dikutip Sabtu 30 September 2023.
“Sampai saat ini program BISA telah sukses dijalankan di Banten, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Timur, dan akan terus dilaksanakan secara berkelanjutan. Tentu saja semua upaya ini dapat terwujud dengan kolaborasi erat dengan BKKBN dan IBI,” sambungnya.
Jeff Lai, Country Division Head Pharmaceuticals Bayer Indonesia, menambahkan, campaign Bayer For Her diluncurkan untuk mendorong perempuan Indonesia terbuka dalam mencari informasi yang terpercaya dan berdiskusi #ConversationsofCare tentang masalah kesehatan reproduksi mereka termasuk kontrasepsi, nyeri haid atau pendarahan menstruasi yang berat, baik dengan keluarga, teman dan tenaga kesehatan profesional.
“Kampanye ini akan akan berlangsung selama 365 hari. Melalui kampanye ini diharapkan perempuan Indonesia dapat mengambil keputusan secara sadar dan mandiri terkait kesehatan reproduksinya," tuturnya.
“Kampanye Bayer for Her juga akan menjangkau seluruh karyawan Bayer Indonesia melalui kegiatan #EmpowerHer. Kegiatan meliputi olahraga, kampanye Bayer For Her di sosial media, dan bincang sehat bersama Dokter spesialis kebidanan dan kandungan terkait kesehatan reproduksi perempuan,” imbuhnya.