Syngenta Indonesia Bina Ratusan Petani di Sentra Jagung Nasional
- Istimewa
Hal senada diungkapkan Amirul Mukminin, petani asal Ngimbang, Jawa Timur. Amirul telah mencoba menanam jagung dengan keunggulan ganda NK Perkasa Sakti sekitar bulan Juli-Agustus dan sudah merasakan panennya. Hasilnya, anggota kelompok tani Langgeng Makmur ini merasakan efisiensi dan penghematan yang luar biasa pada saat mengendalikan gulma atau rumput dan ulat penggerek batang. Dari pengalaman bertani selama ini, Amirul selalu melakukan pengendalian gulma sampai dua kali selama musim tanam hingga panen, serta sekali menyemprotkan obat hama penggerek batang.
“Padahal, sempat sangat khawatir, jagung yang baru tumbuh 15 hari akan ikut mati ketika disemprot obat gulma. Ternyata tidak, ini benar-benar tidak kami duga. Memang, penyuluh pertanian dari Syngenta sudah memberitahu sih. Awalnya, kami tidak percaya,” ungkap Amirul.
Amirul juga mengaku, dirinya tidak lagi perlu melakukan penyemprotan terhadap hama ulat penggerek batang. Dengan begitu, selain menghemat biaya untuk membeli bahan obat hama, juga waktunya tidak terbuang untuk melakukan penyemprotan hama. “Yang terpenting, mengikuti instruksi yang disampaikan penyuluh pertanian dan pendamping dari Syngenta. Selain itu, biaya pengeluaran obat-obatan semakin hemat dan waktu untuk keluarga jadi lebih banyak lagi,” pungkasnya.
“Kami berharap melalui pembinaan petani secara berkelanjutan dan penggunaan jagung hibrida dengan keunggulan ganda ini dapat memberikan hasil panen melimpah untuk petani dan memberikan keuntungan lebih besar kepada semua pemangku kepentingan. Hal ini sekaligus sebagai upaya untuk mendukung Pemerintah dalam memujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan nasional khususnya untuk produk jagung dan turunannya,” tutup Imam Sujono, Marketing Head Seed Syngenta Indonesia.