Kenali Cara Hadapi Serangan Siber Ransomware
VIVAJabar – Layanan keimigrasian di bandar udara di seluruh Indonesia mengalami kelumpuhan total selama berhari - hari, hal ini termasuk sistem autogate, aplikasi pengajuan visa dan izin tinggal, sistem Cekal Online, dan layanan M-Paspor. Gangguan layanan keimigrasian ini berlangsung tepatnya sejak Kamis 20 Juni 2024 hingga Senin 24 Juni 2024. Sepanjang hampir 5 hari, pemeriksaan imigrasi harus dilakukan secara manual. Hal ini pun membuat antrean imigrasi membludak, terutama di titik pemeriksaan primer, seperti di Bandara Soekarno - Hatta.
Pemerintah melalui Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengungkapkan bahwa sumber serangan berasal dari Ransomware Brain Cipher yang merupakan varian terbaru dari ransomware LockBit 3.0 yang tergolong ransomware canggih dengan kemampuan untuk mengunci sistem dan mengenkripsi data sehingga berpotensi dimanfaatkan penjahat siber untuk memeras korban. Dalam kasus ini, penyerang siber menuntut sejumlah besar uang untuk memulihkan akses ke sistem yang terkena dampak.
Dampak krisis pada layanan seperti imigrasi sangat besar, karena layanan ini merupakan tulang punggung bagi operasi pemerintahan dan mobilitas warga negara. Data Center yang diserang sendiri merupakan Pusat Data Nasional Sementara yang digunakan sambil menunggu Pusat Data Nasional permanen yang masih dalam proses pembangunan.
Maka dari itu, keamanan siber memainkan peran vital dalam melindungi infrastruktur nasional dari ancaman yang semakin canggih. Dalam menghadapi insiden ini, Grant Thornton Indonesia menekankan pentingnya kerjasama yang erat antara sektor publik dan swasta dalam meningkatkan sistem keamanan siber.
Goutama Bachtiar, IT Advisory Director Grant Thornton Indonesia mengatakan, serangan siber yang melumpuhkan layanan imigrasi ini adalah pengingat serius bahwa infrastruktur cadangan termasuk data cadangan menjadi sangat relevan. This is a huge and final wake-up call.