Mohammad Hanif Wicaksono: Inspirator Pelestarian Buah Langka Endemik Melalui Tunas Meratus

Mohammad Hanif Wicaksono
Sumber :
  • instagram/tunasmeratus

 

Tergerak oleh keprihatinan terhadap kelestarian kekayaan hayati Indonesia, Hanif memulai perjalanannya dengan modal yang sangat terbatas dan pengetahuan yang didapat secara otodidak. Dari sumber informasi yang didapat, ia berhasil mengidentifikasi hingga 160 jenis bibit tanaman buah langka khas Kalimantan, bahkan untuk saat ini lebih dari itu. Setiap penemuannya didokumentasikan secara detail dalam sebuah buku, sehingga masyarakat luas dapat mengenal dan menghargai kekayaan plasma nutfah Indonesia yang luar biasa.

Upaya konservasi yang dilakukan Hanif tidak hanya berdampak pada pelestarian buah-buahan langka, tetapi juga menginspirasi masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Bibit-bibit yang telah berhasil dibudidayakan oleh Hanif telah disebarluaskan ke sejumlah kebun raya di Indonesia, sehingga keberadaannya dapat terjamin untuk generasi mendatang. Desa Marajai, yang terletak di Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, kini telah menjadi contoh nyata dari sebuah desa plasma nutfah, di mana masyarakat bersama-sama melestarikan dan mengembangkan potensi tanaman buah lokal.

Dalam salah satu unggahannya, Hanif memperlihatkan hasil eksplorasinya di hutan Kalimantan. Di sana, ia menemukan Artocarpus tamaran, sebuah spesies buah endemik yang memiliki hubungan kekerabatan dengan nangka. Sayangnya, berdasarkan penilaian International Union for Conservation of Nature (IUCN), spesies ini dikategorikan sebagai rentan (Vulnerable). Status ini menunjukkan bahwa populasi Artocarpus tamaran di alam liar menghadapi risiko kepunahan yang cukup tinggi dalam waktu dekat jika tidak ada upaya konservasi yang serius.

Instagram Tunas Meratus

Photo :
  • instagram/tunasmeratus

 

Ancaman kepunahan terus membayangi dunia tumbuhan. Berdasarkan laporan IUCN, pada tahun 2022 tercatat ada 24.000 spesies tumbuhan yang berada di ambang kepunahan. Situasi ini sangat memprihatinkan dan berpotensi menimbulkan dampak buruk bagi ekosistem global. Ilustrasi grafik di bawah ini memberikan gambaran lebih lanjut mengenai kondisi tersebut.