Cekcok dengan Konsumen Gegara Tetesan Bensin, Pegawai SPBU Ini Harus Kehilangan Pekerjaan
- Istimewa
VIVA Jabar – Winda Rizkia (25) tak menyangka menjelang Bulan Ramadan ini ia akan kehilangan pekerjaannya sebagai pegawai SPBU Cibaduyut, Kota Bandung. Ia tak lagi bekerja setelah terlibat cekcok dengan seorang konsumen akibat tetesan bensin.
Kejadian itu pun viral setelah video rekaman CCTV dari SPBU tempat Winda bekerja diunggah ke media sosial.
Kemarin, Winda bertemu dengan Kang Dedi Mulyadi untuk bercerita mengenai apa yang menimpanya itu. Winda sendiri sudah sekitar tujuh bulan bekerja di SPBU Cibaduyut.
"Sebelumnya pernah kerja di SPBU Gatsu (Gatot Subroto Bandung), kemarin di SPBU Cibaduyut. Kerja sudah mau 7 bulan. Gak ada kontrak (status), waktu itu tanya lowongan kemudian langsung disuruh kerja. Gajian normal setiap bulan. Gak ada BPJS, kalau di Gatsu ada jaminan itu," beber Winda.
Menurutnya SPBU tempatnya bekerja miliki seorang pengusaha asal Lembang bernama H Endang. Sementara anaknya yang bernama Teddy menjabat sebagai manajer SPBU.
Winda mengatakan awal mula kejadian tersebut adalah saat ia melayani seorang ibu dan anak yang menggunakan motor mengisi bensin jenis pertalite senilai Rp20 ribu. Usai mengisi Winda tak sengaja menjatuhkan sekitar 8-10 tetes bensin karena masalah teknis.
Tak disangka ibu tersebut mengomeli Winda karena tak terima bensin berceceran. Sambil meninggalkan Winda, ibu tersebut terus ngomel hingga terjadi cekcok di antara keduanya hingga keluar kata-kata kasar.
"Kemudian anaknya (konsumen) menghampiri ikut maki-maki. Kebetulan CCTV dekat dengan saya, jadi suara saya yang terekam jelas," katanya.
Sambil terus ngomel ibu tersebut pergi bersama anaknya. Sementara Winda melanjutkan pekerjaan dengan melayani konsumen berikutnya. Alih-alih tenang, suasana justru memanas hingga terjadi cekcok kembali.
"Ibu itu terus ngotot sampai bilang mau bawa preman buat ngabisin Winda. Sampai akhirnya saya ditarik, kalau dibilang dipukul ya seperti itu (rekaman CCTV)," ujarnya.
Singkat cerita Winda memilih untuk menenangkan diri ke kantor. Di sana ia melihat dan merekam CCTV sebagai bukti saat melapor ke Teddy yang tak lain manajer SPBU. Saat itu Teddy meminta Winda untuk melapor ke polisi karena sudah dianggap sebagai korban penganiayaan.
Selang beberapa waktu Teddy memanggil Winda kembali setelah didatangi oleh konsumen yang terlibat cekcok. Teddy yang semula mendukung Winda justru berbalik menyalahkannya. Winda pun tak diberi kesempatan untuk menjelaskan kronologi versinya.
"Di situ saya minta maaf, saya mau memberikan penjelasan tapi tidak diterima. Karena seperti itu saya memilih resign," ujar Winda.
Usai kejadian dan video CCTV viral di media sosial, Winda sempat diminta Teddy untuk menghapusnya. Teddy mengancam akan melaporkan Winda ke polisi jika tidak menghapus rekaman CCTV di akun media sosialnya.
"Akibat ini manajer saya jadi kecewa ke saya, saya hilang pekerjaan juga. Padahal waktu kemarin di SPBU itu saya mau dipromosikan jadi kepala shift di sana, karena baru kerja tapi kata manajer beda kerjanya (baik)," sesal Winda.
Saat bercerita ke Kang Dedi, Winda tak bisa menyembunyikan rasa sedihnya. Bahkan ia menangis karena menjelang bulan suci dan hari raya tahun ini ia harus kehilangan pekerjaannya.
"Sedih, biasanya bulan puasa, lebaran bisa ngasih buat orang tua sekarang enggak bisa, malah gak ada pekerjaan," ucap Winda sambil menangis tersedu.
Sementara itu Kang Dedi Mulyadi menilai secara psikologis pemilik SPBU memiliki ketakutan kejadian tersebut akan membesar. Terlebih ada ketakutan pihak konsumen datang kembali ke SPBU dengan membawa massa yang bisa menimbulkan keributan lebih besar.
Terkait permasalahan tersebut, Kang Dedi akan mencoba mencari tahu dan mendatangi konsumen yang cekcok dengan Winda. Ia ingin menyelesaikan masalah tersebut agar tak berlarut.
"Paling utama masalahnya clear dulu agar tidak ada saling dendam, tidak ada saling melaporkan yang ujungnya malah kedua pihak yang cape," kata Kang Dedi.
Selain itu Kang Dedi juga akan menemui pihak SPBU untuk meminta kebijaksanaannya untuk bersama-sama menyelesaikan masalah tersebut.
"Mudah-mudahan ada solusinya apalagi ini mau puasa, nanti pasti saya bantu. Mudah-mudahan teteh (Winda) dapat kerja lagi. Setiap peristiwa ini ada hikmahnya. Semangat tidak boleh putus asa. Sudah, tenang semangat. Ini bekal untuk selama bulan puasa," pungkas Kang Dedi sambil memberikan sejumlah uang untuk bekal hidup Winda.