Klaim Punya Bukti, Karawang LOS Sebut Ada Kecurangan dalam Lelang RSUD Rengasdengklok

Petinggi Karlos, Ais dan Ferry Dharmawan
Sumber :
  • Berbagai Sumber

VIVA Jabar – Sebuah komunitas massa yang menamakan diri Karawang Lawan Oligarki Sistematis (Karlos) mengaku menemukan kejanggalan dalam lelang RSUD Rengasdengklok.

Presidium Karlos, Asep Irawan Syafei (Ais) menduga adanya pengkondisian pemenang dalam melelang RSUD tersebut. Dalam keterangan tertulis kepada awak media, Ais mengaku memiliki dokumen valid atas kecurangan tersebut. Ia juga mendesak agar proyek RSUD Rengasdengklok dibatalkan.

"Menurut info yang saya terima memang ada pengkondisian. Kami punya dokumen valid dan kami akan kembali mendesak untuk membatalkan pekerjaan ini. Kalau dipaksakan ini bahaya karena sudah tidak ada waktu lagi," ujar Ais dalam keterangan tertulisnya pada Senin, 2 Oktober 2023.

Ais mengaku heran karena Barjas hanya menyodorkan satu perusahaan kepada Dinas Kesehatan selaku Pengguna Anggaran. Menurutnya, perusahaan tersebut justru merupakan perusahaan dengan nilai tawar yang mahal.

"Ini kan aneh, ada apa dengan Barjas?," tanya dia heran.

Senada dengan Ais, pentolan Karlos lainnya yakni Ferry Dharmawan atau yang karib dipanggil Jambul Merah mengungkapkan kekecewaannya. Ia mengatakan telah menemukan bukti adanya campur tangan pejabat dalam lelang RSUD Rengasdengklok tersebut.

"Kami kecewa, karena kami kembali menemukan sejumlah bukti dugaan kuat campur tangan oknum pejabat kepada pengusaha yang hendak dijadikan pengantin," kata Ferry.

Ferry juga menambahkan bahwa dokumen kecurangan lelang RSUD itu sudah ia kantongi. Karenanya ia mendesak pihak penegak hukum segera bertindak dan mengeluarkan rekomendasi pembatalan atas lelang tersebut.

"Karlos memiliki cukup dokumen yang bisa dipakai oleh APH untuk masuk dalam persoalan ini dan menjadikan ini kasus hukum, karena dokumen kami valid, dan dugaan aroma korupsinya sangat kuat," kata Ferry.

Ferry menekan agar lelang tersebut kembali diulang dan realisasi proyek pengerjaan RSUD diundur hingga tahun depan.

"Lebih baik pembangunan diundur ke tahun depan, karena dugaan kuat ketidakberesan proses tender ini sangat nyata. Selain itu juga terlalu dipaksakan apabila pembangunan dilaksanakan saat ini di akhir tahun, mepet waktunya yang ada nanti ga beres hasil pembangunannya," tandasnya.

Tak hanya itu, Ferry juga mengancam akan mengerahkan ribuan massa apabila proyek tersebut tetap dilanjutkan.

"Ya silakan saja lanjutkan, namun terima konsekuensinya, kami bersama ribuan massa akan mengepung Pemda Karawang, lalu lanjut unjuk rasa besar-besaran disejumlah instansi hukum sentral sampai ke Jakarta. Kalo perlu kami ke Jakartanya sambil lewat tol dengan jalan kaki," ujar Ferry.