Megawati Cs Ketar-Ketir Jokowi Kampanyekan Prabowo, Tanda Kekalahan?
- Berbagai Sumber
VIVA Jabar – Ketua Pemenangan Prabowo-Gibran Jawa Barat, Aries Marsudiyanto meminta PDI-Perjuangan untuk tidak memplintir pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal Presiden ataupun Wakil Presiden bisa ikut kampanye.
Menurut dia, pernyataan Presiden Jokowi tersebut sangat jelas sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.
"Jadi PDIP tidak usah plintir atau diputar-putar segala macam (pernyataan Presiden Jokowi), Pak Jokowi ngomong sesuatu dengan aturannya," kata
Aries kepada wartawan usai menghadiri 'Dialog Keumatan Partai Gelora di Horison Ultima Bekasi, Minggu 28 Januari 2024.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Gerindra Jawa Barat itu meminta kepada PDIP untuk tidak ketar-ketir dengan sikap Presiden Jokowi yang ingin ikut kampanye.
Aries memastikan bahwa Presiden Jokowi tetap akan mematuhi aturan, dengan kata lain tidak akan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas negara dalam melakukan kampanye.
"Saya rasa tidak perlu dikhawatirkan lah Pak Jokowi ingin ikut kampanye, dulu juga Bu Mega ikut kampanye, boleh kok, sah-sah saja. Yang penting sesuai dengan undang-undang, tidak menggunakan fasilitas negara," tuturnya.
Kendati begitu, Aries tak ingin menanggapi lebih jauh terkait sikap kekhwatiran partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu. Menurut dia, hal tersebut merupakan sikap politik dari PDIP.
"Kalau itu dianggap kekhawatiran PDIP, biarkan saja lah, pada intinya kita yang penting sesuai dengan aturan dan undang-undang," tandasnya.
Sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani menyikapi pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Itu yang menyebutkan kepala negara bisa ikut berkampanye dengan alasan aturannya ada di dalam Undang-undang Pemilu.
Ketua DPR RI itu menjelaskan biar masyarakat yang menilai soal tersebut. Demikian disampaikan Puan seusai menghadiri acara memperingati Harla PPP ke-51 tahun di GOR Sudiang, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu, (28/1).
"Biar rakyat yang menilai, sebaiknya itu, presiden itu apakah menjadi Presiden Republik Indonesia ataukah kemudian diperbolehkan untuk memihak," kata Puan.
Menurut Puan, pernyataan yang diucapkan Jokowi erat kaitannya dengan pemberian dukungan kepada Prabowo-Gibran. Sebab, Gibran merupakan anak sulung dari Jokowi.