Bongkar Masa Lalu, Ade Armando Sebut Prabowo Subianto Tidak Layak Jadi Presiden

Ade Armando Politisi PSI
Sumber :
  • Viva.co.id

VIVA Jabar – Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ade Armando belum lama ini menyatakan dukungannya terhadap pasangan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

Kendati begitu, dalam kanal YouTube Cokro TV, Ade tampak mempertimbangkan pilihannya karena ia menilai kekuasaan PDIP mengikat Ganjar.

Tapi akhirnya, ia memantapkan diri mendukung Ganjar-Mahfud karena tak mungkin memilih Prabowo Subianto. Menurutnya, Prabowo tidak layak menjadi Presiden.

“Saya tidak mungkin mendukung Prabowo karena dia memang tidak layak menjadi presiden Indonesia,” ujar Ade Armando

Menurut Ade Armando, kelemahan Prabowo ada pada masa lalunya. Setidaknya, menurut Ade, ada berberapa alasan, kenapa Prabowo tidak pantas memimpin negeri ini.

1. Prabowo Subianto terlibat pelanggaran HAM

Ade mengungkapkan bahwa Menteri Pertahanan tersebut terlibat dalam peristiwa penculikan sejumlah aktivis sekaligus mahasiswa yang kritis terhadap pemerintahan Soeharto kala itu.

Prabowo, kata Ade, menyuruh anak buahnya untuk melenyapkan mahasiswa yang dianggap mengganggu stabilitas keamanan.

Bahkan, menurut Ade, Prabowo terlibat dalam pembantaian warga sipil di Timor Timur.

“Kita tentu tidak ingin punya presiden yang pernah terlibat dalam kejahatan kemanusiaan semacam itu,” ucapnya.

2. Berpotensi buka kran korupsi bersama Keluarga Cendana

Ade mengatakan, hubungan Prabowo dengan Keluarga Cendana alias keluarga Soeharto masih punya ikatan. Hal itu dikhawatirkan akan menjadi pintu kebangkitan keluarga cendana lagi.

“Mereka berusaha kembali melalui parpol-parpol baru walau gagal tapi mantan istri Prabowo Mbak Titik Soeharto akan maju sebagai caleg dari Gerindra,” ujar Ade Armando.

3. Berpotensi Otoriter

Ade menilai bahwa secara psikologis Prabowo memiliki tensi emosi yang kurang stabil apabila dibandingkan dengan Jokowi. Hal itu berdasarkan penilaian ahli Universitas Indonesia tentang Jokowi dan Prabowo pada 2019 lalu.

“Jika diukur dengan angka 1 sampai 10 poin untuk stabilitas emosi Prabowo berada pada angka 5,16 sedangkan Jokowi 7,60, begitu juga Jokowi hanya memiliki 13% kemungkinan otoriter sedangkan Prabowo 76%, soal demokratis Jokowi memiliki angka 87% sementara Prabowo hanya 24%,” kata Ade.