Gunung Ili Lewotolok Meletus, Warga Lembata Harus Siaga
- viva.co.id
Jabar –Gunung Ili Lewotolok yang berdiri megah di Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur, tiba-tiba mengeluarkan suara dentuman yang mengguncang sekitarnya pada Minggu, 25 Februari 2024.
Tidak lama kemudian, gunung berapi aktif itu melontarkan abu vulkanik setinggi lebih kurang 1 kilometer dari pusat kawahnya.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Ili Lewotolok Stanislaus Ara Kian mengatakan erupsi itu terjadi pagi ini pukul 05.35 WITA dengan kolom abu kelabu tebal mengarah ke barat.
"Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 35,5 milimeter dan durasi 85 detik," kata Stanislaus dalam laporan yang diterima di Jakarta, Minggu, 25 Februari 2024, dikutip dari VIVA.co.id.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau masyarakat untuk tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius dua kilometer dari pusat aktivitas vulkanik.
Sedangkan, bagi masyarakat yang berada di Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran maupun longsoran lava dan awan panas dari bagian timur kawah Gunung Ili Lewotolok.
Berdasarkan data pengamatan kegempaan PVMBG, periode 00.00 sampai 24.00 WITA, 24 Februari 2024, Gunung Ili Lewotolok tercatat mengalami 15 kali gempa letusan, 9 kali gempa guguran, 362 kali gempa hembusan, 18 kali gempa fase banyak, 1 kali gempa vulkanik dangkal, dan 1 kali gempa vulkanik dalam.
Gunung Ili Lewotolok adalah gunung berapi stratovolcano yang terletak di bagian utara Pulau Lembata, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Gunung api itu memiliki ketinggian 1.423 meter atau 4.669 kaki di atas permukaan laut. Puncak gunung memiliki kawah besar menyerupai kaldera berbentuk bulan sabit yang disebut Metong Lamataro oleh penduduk setempat.
Erupsi Gunung Ili Lewotolok ini merupakan yang pertama kali terjadi sejak tahun 2017. Saat itu, gunung berapi ini juga menyemburkan abu vulkanik setinggi 2 kilometer dan menyebabkan ribuan warga mengungsi.