Warga Subang Ngeluh Banjir Gegara Saluran Air Dibongkar Caleg Gagal, KDM Gerak Cepat Perbaiki
- Istimewa
VIVA Jabar – Warga di Blok Jambu, Desa Tambakjati, Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang mengeluhkan banjir akibat dibongkarnya saluran air oleh seorang oknum calon legislatif (Caleg) yang gagal meraih kursi DPRD Subang.
Menurut warga, caleg tersebut gagal karena suaranya kalah dari putra daerah. Meski begitu baik sang oknum caleg maupun putra daerah tersebut sama-sama gagal melenggang karena suara yang diraih sama-sama belum mencukupi.
Belum lama ini caleg gagal tersebut membongkar jalan dan saluran air yang sebelumnya dibangun. Bahkan sejumlah warga mengalami trauma karena caleg tersebut menyalakan petasan sepanjang jalan yang ukurannya sangat besar.
“Kemarin itu gorong-gorong dibongkar lagi. Informasinya itu dibangun pakai uang pribadi, tapi kan itu fasilitas umum. Imbasnya baru kemarin banjir ke rumah warga,” ucap tokoh setempat, Asep.
Kang Dedi Mulyadi (KDM) yang mendapat keluhan tersebut langsung bergerak cepat mengecek lokasi. Warga pun menunjukkan salah satu dari dua saluran air yang dibongkar oleh caleg gagal tersebut.
Di perjalanan, KDM pun melihat masih banyak warga yang buang air besar di atas sungai yang ditutupi terpal. Tak hanya itu jalan di sekitar lokasi pun sangat rusak.
“Di balik kita cerita kemewahan fasilitas kota, kita masih dihadapkan dengan kenyataan jalan hancur, masyarakat masih BAB di sungai. Ini di Subang loh, masih Jawa Barat,” ujarnya.
Setibanya di lokasi KDM sempat berdiskusi dengan warga. Warga berharap KDM bisa membantu karena jika dibiarkan akan terus menerus terjadi banjir.
“Saya tidak ngurusin orang marah karena tidak terpilih, yang saya urusi adalah bagaimana warga tidak banjir lagi, artinya gorong-gorong harus diperbaiki,” ucap KDM disambut tepuk tangan meriah warga.
Tahap awal KDM memberikan Rp 10 juta untuk memulai pembangunan kembali dua saluran air seperti semula. Nantinya jika masih kurang ia akan kembali memberikan bantuan.
“Ini nanti dibuat pelaporannya, kurangnya tinggal dilaporkan. Nanti catat belanja barang berapa, upah kerja berapa. Yang tidak boleh itu dilebih-lebihkan karena ini untuk kepentingan masyarakat,” ujarnya.
Tak hanya itu, Kang Dedi Mulyadi pun meminta tokoh setempat mendata berapa rumah warga yang belum memiliki toilet. Ke depan ia akan membantu menyiapkan toilet agar warga tidak lagi buang air besar ke sungai.