World Water Forum Segera Digelar, Perumda TRS Berharap Ada Kejelasan Regulasi dan Solusi
Jabar –Perhelatan World Water Forum ke- 10 akan digelar di Bali pada bulan Mei 2024.
Forum internasional yang menjadi salah satu tonggak percepatan salah satu target Sustainable Development Goals (SDGs), yakni akses air bersih dan sanitasi layak akan menjadi ajang komunikasi para pemangku kepentingan untuk saling berkolaborasi dalam mencari solusi atas permasalahan air di dunia.
"Kami dari perusahaan pengelolaan air bersih minum daerah berharap, dalam ajang tersebut timbul kebijakan pemerintah yang berpihak pada pemanfaatan dan pengelolaan air bersih," ujar Direktur Utama Perumda Tirta Rangga Subang, Lukman Nurhakim kepada Viva Jabar, Sabtu (28/4)
Air bersih menjadi isu strategis, karena komoditasnya yang memiliki nilai ekonomis,dan melingkupi hajat hidup orang banyak. Lukman menyatakan ada beberapa persoalan problematik di daerah.
Mulai dari mitigasi resiko bencana alam (natural disaster). Ketika terjadi bencana mungkin tidak menyebabkan banyak korban. Namun efeknya warga akan kesulitan mendapatkan air bersih.
"Itu terjadi beberapa waktu yang lalu di Kampung Cipondok, Desa Pasanggrahan. Di mana 40 ribu pelanggan Perumda TRS, kesulitan air bersih saat longsor menerjang mata air disana," jelas mantan pimpinan perusahaan di salah satu media lokal di Subang tersebut.
Selanjutnya, pembatasan pemanfaatan mata air, wacana itu harus ada regulasi yang jelas karena kebutuhan akan air bersih terus melonjak tiap tahunnya.
Lukman berharap, dengan perhelatan World Water Forum, pemerintah pusat akan menemukan solusi atas permasalahan-permasalahan yang ada. Sehingga muncul kebijakan yang lebih pro terhadap pengelolaan sumber daya alam khusunya komoditas air.
"Air menjadi skala prioritas. Beruntungnya di Subang, air baku dari mata air dan sungai masih melimpah," jelas dia.
Wakil ketua sekretariat panitia nasional World Water Forum ke-10, Endra S.Atmawidjaya, mengatakan, Indonesia akan berbagi pengalaman sumber daya air dan keberhasilannya dalam mengelola komoditas yang menjadi prioritas itu kepada negara-negara lain. Yang nantinya diharapkan akan lahir berbagai kerjasama, dan kesepakatan untuk ditindaklanjuti.
"Indonesia akan menampilkan beberapa proyek dalam World Water Forum ke-10. Ini dilakukan agar muncul kerjasama dan kesepakatan untuk ditindaklanjuti," kata Endra
Jabar –Perhelatan World Water Forum ke- 10 akan digelar di Bali pada bulan Mei 2024.
Forum internasional yang menjadi salah satu tonggak percepatan salah satu target Sustainable Development Goals (SDGs), yakni akses air bersih dan sanitasi layak akan menjadi ajang komunikasi para pemangku kepentingan untuk saling berkolaborasi dalam mencari solusi atas permasalahan air di dunia.
"Kami dari perusahaan pengelolaan air bersih minum daerah berharap, dalam ajang tersebut timbul kebijakan pemerintah yang berpihak pada pemanfaatan dan pengelolaan air bersih," ujar Direktur Utama Perumda Tirta Rangga Subang, Lukman Nurhakim kepada Viva Jabar, Sabtu (28/4)
Air bersih menjadi isu strategis, karena komoditasnya yang memiliki nilai ekonomis,dan melingkupi hajat hidup orang banyak. Lukman menyatakan ada beberapa persoalan problematik di daerah.
Mulai dari mitigasi resiko bencana alam (natural disaster). Ketika terjadi bencana mungkin tidak menyebabkan banyak korban. Namun efeknya warga akan kesulitan mendapatkan air bersih.
"Itu terjadi beberapa waktu yang lalu di Kampung Cipondok, Desa Pasanggrahan. Di mana 40 ribu pelanggan Perumda TRS, kesulitan air bersih saat longsor menerjang mata air disana," jelas mantan pimpinan perusahaan di salah satu media lokal di Subang tersebut.
Selanjutnya, pembatasan pemanfaatan mata air, wacana itu harus ada regulasi yang jelas karena kebutuhan akan air bersih terus melonjak tiap tahunnya.
Lukman berharap, dengan perhelatan World Water Forum, pemerintah pusat akan menemukan solusi atas permasalahan-permasalahan yang ada. Sehingga muncul kebijakan yang lebih pro terhadap pengelolaan sumber daya alam khusunya komoditas air.
"Air menjadi skala prioritas. Beruntungnya di Subang, air baku dari mata air dan sungai masih melimpah," jelas dia.
Wakil ketua sekretariat panitia nasional World Water Forum ke-10, Endra S.Atmawidjaya, mengatakan, Indonesia akan berbagi pengalaman sumber daya air dan keberhasilannya dalam mengelola komoditas yang menjadi prioritas itu kepada negara-negara lain. Yang nantinya diharapkan akan lahir berbagai kerjasama, dan kesepakatan untuk ditindaklanjuti.
"Indonesia akan menampilkan beberapa proyek dalam World Water Forum ke-10. Ini dilakukan agar muncul kerjasama dan kesepakatan untuk ditindaklanjuti," kata Endra