Usut Tuntas Kecelakaan Maut Ciater, KDM: Jangan Hanya Sopir yang Bertanggung Jawab
- Istimewa
Dari peristiwa tersebut KDM berharap menjadi pelajaran penting bagi semua pihak. Mulai dari penataan dan pembangunan infrastruktur agar tidak ada bangunan di bibir jalan. Seperti halnya warung lokasi bus terguling menjorok ke dalam sehingga meminimalisir korban di luar.
Kemudian keberadaan drainase besar di pinggir jalan tidak hanya sebagai jalan air tapi juga penahan dan pembatas kendaraan. Begitupun fungsi pohon di pinggir jalan tidak hanya sebagai penyerap polusi tapi juga penahan jika terjadi kecelakaan.
KDM juga memberikan dukungan penuh kepada Korp Polisi Lalu Lintas untuk melakukan penindakan dan tilang pada para pelanggar. Meskipun tindakan tegas kepolisian terkadang mendapat hujatan dari masyarakat.
“Kita dukung penyidik melakukan tindakan sesuai hukum berlaku, tidak pandang bulu. Jangan hanya sopir yang bertanggung jawab, tapi pengusaha kalau memenuhi unsur pidana sudah selayaknya menjadi bahan pembelajaran bagi kita semua yang bertanggung jawab pada pengelolaan transportasi angkutan umum,” ujarnya.
Seperti diketahui Bus Putera Fajar pertama kali mengaspal pada tahun 2006 silam. Bus tua tersebut sempat berpindah-pindah, beroperasi Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), hingga akhirnya digunakan sebagai bus wisata.
Pemilik melakukan perombakan modifikasi pada bus agar bus terlihat muda dan gagah. Hingga akhirnya ketidaksesuaian tersebut membuat bus tidak sesuai spesifikasi dan sangat membahayakan bagi para penumpang maupun pengguna jalan lainnya.