Produksi Kopi Malabar Distimulus Kompetitif Dengan Strategi Ini

Aktivitas Perkebunan Kopi di Kaki Gunung Malabar
Sumber :
  • Istimewa

Selain mendapat pendampingan budidaya dari Pupuk Kujang, kelompok petani itu mendapat rekomendasi nutrisi tanaman, hingga sistem budidaya dan pemupukan berimbang. Mantan polisi hutan itu menuturkan, saat program tersebut berjalan, sejumlah area yang dulu kritis kini telah lebat kembali. Di antara deretan pohon-pohon besar, di puncak bukit, lereng dan lembah pegunungan kaki Malabar wilayah Kiarapayung, terhampar ribuan pohon kopi dengan tinggi sekira 2 meter. Pohon-pohon itu berderet rapi mengisi ruang di sela-sela pohon pinus, suren, dan eukaliptus.

Pupuk Kujang juga menerjunkan tim riset untuk nentukan pupuk yang baik bagi tanaman kopi. Setelah dilakukan uji tanah di wilayah Kiarapayung, tim Pupuk Kujang memutuskan memberikan Jeranti, sebuah pupuk NPK dengan formula 18-10-14 yang diperkaya sulfur, magnesium, boron, zinc, dan tembaga sebagai mikronutrien, terbukti bisa mendukung pertumbuhan tanaman dan pembentukan buah kopi.

Saat dilakukan uji coba, pupuk itu berhasil meningkatkan panen petani kopi, dari sebelumnya 1 ton per hektare, menjadi 2 hingga 3 ton per hektare. “Dengan penggunaan jeranti, kebutuhan hara dan nutrisi tanaman kopi bisa dipenuhi dengan baik. Sehingga kesehatan tanaman pun meningkat,” kata Sarwendah dari Departemen Riset, Pupuk Kujang. “Alhasil, petani kopi tak perlu banyak menggunakan pestisida sintesis atau kimia pada tanaman mereka,” Sarwendah menambahkan.

Saat ini, produk para petani kopi Kiarapayung sudah tersedia di berbagai marketplace. Kopi Kiarapayung juga bisa dinikmati langsung di Kiarapayung Garden Camp and Cofee. Sebuah tempat berkemah di Banjaran.

Di tempat itu, Rachmat mengolah dan meroasting kopi. Melalui proses krusial ini, biji kopi ditentukan, apakah bakal terlahir menjadi kopi yang lezat, kopi biasa atau sekedar ampas. Di tempat itu pula biji kopi disortir untuk dipastikan apakah layak disebut speciality atau kopi istimewa. Di tempat itu pula, Rachmat biasa menggiling butiran kopi, menakar, memasak air hingga mendidih lalu menuangkan air sedikit demi sedikit ke kettle tepat di kertas penyaring yang berisi bubuk kopi pilihan. Jika proses itu sudah dilakukan, tak lama lagi, tercium aroma wangi kopi yang semerbak. (*)