Akademisi Sebut Muhadjir Effendy Layak Jadi Cawapres: Ia Sosok Buy One Get All
- viva.co.id
VIVA Jabar – Nama Muhadjir Effendy mulai digadang-gadang menjadi Cawapres. Hal itu bermula saat Dr. Algooth Putranto selaku Kepala Center for Entrepreneurship, Tourism, Information and Strategy (Centris) Pascasarjana Universitas Sahid Jakarta, memberi keterangan kepada media di Jakarta pada Selasa, 30 Mei 2022 kemarin.
Menurut Dr. Algooth, Indonesia membuktikan sosok yang berkarakter serta berbudaya sehingga Indonesia mampu bersaing di kancah internasional.
“Soal karakter manusia ini hal yang selalu dikatakan Presiden Soekarno sejak Republik ini berdiri. Sosok Menko Muhadjir Effendy masuk ke dalam kriteria tersebut. Dia punya latar keilmuan ditunjang pengalaman di birokrasi,” tutur Dr. Algooth Putranto.
Algooth menilai jejak Muhadjir Effendy sudah sangat lengkap. Sejak di masa kuliah, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) itu bukan tipikal mahasiswa yang sekadar belajar lalu pulang.
“Pak Muhadjir Effendy itu sejak kuliah di IAIN Malang sampai tamat Sarjana Muda sudah aktif di kegiatan ekstra kampus yang berani melawan upaya pembungkaman oleh Orde Baru, jadi kalau bicara karakter, secara pribadi dia sudah tertempa,” tuturnya.
Ini berlanjut hingga Muhadjir Effendy kemudian kuliah hingga tamat bahkan memimpin IKIP Negeri Malang [sekarang Universitas Muhammadiyah Malang] sebagai rektor tiga kali berturut-turut sejak tahun 2000.
Karir Muhadjir Effendy sebagai Rektor berakhir karena diminta Presiden Jokowi menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) menggantikan Anies Baswedan. Setelah itu bisa dikatakan Muhadjir Effendy mewarnai kebijakan pendidikan dan karakter di Indonesia.
Algooth mengatakan hal yang tidak bisa diabaikan adalah pengalaman beragam Muhadjir Effendy di birokrasi pemerintahan selama ini.
“Lihat saja jabatan sejumlah Menteri yang dipercayakan Jokowi kepadanya. Mulai dari Mandikbud, Menteri Sosial, Menteri Pendidikan dan Olahraga hingga Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan," ujarnya.
Menurut Algooth, dengan pengalaman tersebut Muhadjir Effendy ketika dipercaya sebagai Wakil Presiden akan memiliki pengalaman dan pengetahuan yang sangat mendalam bagi Presiden yang berkuasa.
Algooth juga mengatakan aktivitasnya bersama Pimpinan Pusat Muhammadiyah bisa menjadi faktor penting bagi calon presiden mendatang.
"Artinya secara keilmuan, pengalaman birokrasi serta kedekatannya dengan kelompok Islam menjadikannya semacam istilah buy one get all," katanya.