Beda Indonesia, Beda Panji Gumilang: Indonesia Tolak Israel, Panji Mengagumkannya
- Screenshot berita VivaNews
VIVA Jabar - Ma’had Al-Zaytun Indramayu yang didirikan oleh Panji Gumilang alias Abu Totok masih hangat diperbincangkan khalayak lantaran ajaran-ajarannya yang kontroversial.
Diantara ajaran itu, seperti foto pelaksanaan sholat Idul Fitri yang mencampurkan shaf perempuan dan laki-laki. Lantas, cara adzan yang mereka lakukan cukup berbeda dengan yang dilakukan oleh umat Islam kebanyakan karena ditambah dengan gerakan tangan dan diikuti para santri.
Teranyar, Panji Gumilang menginginkan Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Hal ini disampaikan dalam sebuah sesi wawancara dengan Suara Tapian, Hotman J Lumban Gaol dan Tentang Tangdalla yang disiarkan melalui kanal YouTube SuaraTapian TV
Dalam kesempatan itu, Panji Gumilang menyebut keinginannya untuk mendorong normalisasi hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Israel.
Panji menegaskan, apabila dirinya diberi kesempatan untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, maka dia akan menjalankan kerjasama itu.
"Kalau saya ada kesempatan, maka saya akan bicara dengan Israel, walaupun tidak mewakili indonesia, ini mewakili pribadi. Setidaknya, kalau tidak negara atau pemerintah, ya orang-orang harus berani bersuara,” kata dia
Menurut pimpinan Ponpes Al-Zaytun itu, Israel adalah pusat perkembangan dunia. Olehnya, jika tidak melakukan hal tersebut Indonesia akan selalu tertinggal.
"Mereka yang menolak Israel itu keras kepala tanpa menggunakan isi kepala. Sebab sangat lucu, di zaman seperti sekarang, ada negara besar tidak mengakui negara sebagai pusat perkembangan dunia,” ujar Panji gumilang dilansir dari viva.co.id
Panji menjelaskan, pusat perkembangan dunia yang dimaksud adalah Israel. Menurutnya, negara tersebut adalah central, sehingga untuk bisa bersaing dengan negara-negara maju, Indonesia perlu membangun hubungan diplomatik dengan Israel.
"Yerusalem itu central, dari bacaan agama-agama yang ada, baik Yahudi, Nasrani, Islam, semua arahnya ke Yerusalem, jadi harus ditempuh (hubungan diplomatik). Itu (Israel) pusatnya, bukan Amerika, bukan Inggris tapi Yerusalem,” ucap Panji Gumilang
“Geger di Yerusalem, maka geger juga dunia,” sambungnya
Lebih lanjut, terkait hal itu, Panji Gumilang mengaku sedih, pasalnya sampai saat ini Indonesia masih belum membuka hubungan diplomatik dengan Israel hanya karena menganggap negara tersebut sebagai negara penjajah.
“Amerika yang membombardir kemana-mana tidak pernah ada yang mengatakan penjajah, malah tambah dekat. Prancis yang sampai hari ini punya jajahan, kita dekat,” tutur Panji
Panji kembali menegaskan, apabila dirinya diberi kesempatan untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, maka dia akan menjalankan kerjasama itu. Dia menganggap lucu Indonesia sebagai negara besar yang enggan mengakui Israel yang disebut sebagai negara pusat perkembangan dunia tersebut.
Padahal, lanjut Panji Gumilang, dalam Undang-Undang Dasar tidak ada batasan untuk berhubungan dengan negara manapun. Dia mengatakan Yerusalem sebagai kota yang diperebutkan. Panji meminta supaya mengikuti ketetapan PBB yang menyebut sebagai kota internasional.
"Itu kalau Indonesia bisa duduk bersama, Israel, Palestina, wakil Yerusalem, walau tidak serta merta bisa diatasi, tetapi dua tiga merta bisa diatasi. Tapi kan sayang kita belum membuka hubungan diplomatik, hanya gara-gara menganggap Israel itu penjajah,” ungkapnya.
Terakhir, pria 76 tahun itu menjelaskan bahwa Indonesia telah memiliki aturan yang tertuang dalam undang-undang 1945. Menurutnya aturan yang tertulis sudah cukup jelas sehingga tidak ada cela untuk tidak menjalin kerjasama dengan negara manapun.
“Tidak ada satu titikpun yang memberikan batasan untuk tidak berhubungan dengan negara manapun. Tidak ada di situ membatasi, harus berhubungan dengan negara yang bertuhan atau larangan untuk berhubungan dengan negara yang tidak memiliki dasar ketuhanan,” pungkasnya