Cerita Panji Petualang Idap Diabetes hingga Putus Asa Kirim Bunga Terakhir untuk Sang Istri
- Istimewa
Seiring berjalannya waktu, kondisi Panji saat itu malah semakin memburuk. Panji pun kembali mencoba berikhtiar untuk penyembuhan penyakitnya. Dia pun, medapat saran dari rekannya agar berobat ke terapis di kawasan Tanggerang.
Sepulang dari terapis itu, Panji diberi obat herbal untuk diminum. Namun, pengobatan medis dan alternatif berdasarkan saran temannya yang ia jalani masih belum membuahkan hasil.
Bukan perubaha, badannya justu semakin kurus dan lemas yang membuat Panji kesulitan beraktivitas. Sejak saat itulah pria berusia 34 tahun ini sangat putus asa. Mentalnya down, karena sudah merasa tidak ada yang bisa diharapkan.
"Sudah down banget. Panji sampai sudah mengirimkan bunga dan pesan terakhir untuk istri. Apalagi, banyak yang bilang kalau diabetes itu penyakit seumur hidup. Tambah redup saja semangat Panji untuk kembali sehat," kata dia bercerita.
Namun tiba-tiba ada secercah cahaya datang, seiring dengan berkunjungnya tokoh Jawa Barat Dedi Mulyadi ke rumahnya di Desa Cijunti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta.
Panji dan Kang Dedi Mulyadi memang sudah lama kenal dan memiliki hubungan emosional yang sangat akrab. Pasalnya, yang menemukan kelebihan Panji di dunia reptil adalah Kang Dedi Mulyadi.
"Bapa (panggilan Panji untuk Kang Dedi), beberapa waktu lalu datang ke rumah. Beliau bertanya, Panji sakit apa? Awalnya saya malu berterus terang. Tapi, akhirnya bisa terbuka juga," ujar Panji.