Wajib Kenali Gejala yang Disebabkan oleh Virus Nepah!
- Intipseleb
VIVA Jabar – Virus Nipah merupakan virus yang dapat menyebabkan penyakit serius pada manusia dan hewan. Virus ini pertama kali ditemukan di Malaysia pada tahun 1998 dan sejak itu muncul di berbagai negara di Asia Tenggara.
Penyakit Nipah dapat menimbulkan gejala yang sangat parah, dan dalam beberapa kasus, dapat berakibat fatal. Pada artikel kali ini IntipSeleb akan membahas tentang gejala utama virus Nipah, penyebabnya, serta langkah pencegahan yang bisa dilakukan.
Gejala Virus Nipah
1. Demam Tinggi
Gejala awal biasanya termasuk demam tinggi, seringkali di atas 38 derajat Celsius, yang dapat berkembang dengan cepat.
2. Sakit Kepala Berat
Kepala yang terasa sangat sakit adalah salah satu gejala utama yang sering dirasakan oleh penderita Nipah.
3. Mual dan Muntah
Mual parah dan muntah dapat terjadi bersamaan dengan gejala demam.
4. Gangguan Kesadaran
Penderita Nipah sering mengalami gangguan kesadaran, seperti kebingungan, kesulitan berbicara, atau bahkan koma.
5. Gangguan Saraf
Gejala yang lebih serius termasuk kejang, kelemahan otot, dan gangguan pernapasan.
Virus Nipah disebabkan oleh infeksi virus Nipah (NiV) yang masuk ke tubuh manusia melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi, terutama kelawar buah (penghisap darah) dan hewan ternak yang dapat terinfeksi, seperti babi. Manusia dapat terinfeksi baik melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi atau melalui konsumsi produk yang terkontaminasi oleh air liur atau urin hewan yang terinfeksi.
Pencegahan Virus Nipah
1. Hindari Kontak dengan Hewan yang Terinfeksi
Penting untuk menghindari kontak dengan hewan yang terinfeksi, terutama kelawar buah dan babi.
2. Jaga Kebersihan
Mencuci tangan secara rutin dan menghindari konsumsi makanan yang mungkin terkontaminasi dapat membantu mencegah penularan virus.
3. Vaksinasi
Upaya penelitian sedang dilakukan untuk mengembangkan vaksin untuk virus Nipah, tetapi saat ini belum ada vaksin yang tersedia untuk umum.
4. Pengawasan dan Karantina
Pemerintah dan otoritas kesehatan setempat harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap hewan yang berpotensi terinfeksi dan mengambil langkah-langkah karantina yang sesuai jika terjadi wabah.