Waduh! 1 dari 1.000 Orang Indonesia Beresiko Alami Penyakit Jantung Iskemik
- Screenshot berita VivaNews
VIVA Jabar - Jenis penyakit yang selalu menjadi momok bagi setiap orang diantaranya ialah komplikasi. Penyakit berat ini seringkali menghantui masyarakat.
Padahal, jauh sebelum penyakit itu datang, banyak orang abai akan faktor penyebab atau sabab musababnya. Salah satu faktor penyebab itu adalah Hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi kerap diabaikan bahkan dibiarkan karena memang gejala hipertensi terbilang minim.
Hipertensi yang berangsur lama, dapat mengakibatkan komplikasi berbahaya pada sakit jantung hingga kematian.
Melansir VIVA, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 dan 2018 disebutkan bahwa terjadi peningkatan prevalensi kasus penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia.
Pada tahun 2013, prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter mencapai 0,5 persen. Mirisnya pada tahun 2018, prevalensi naik menjadi 1,5 persen.
"Di Indonesia penyakit kardiovaskuler yang pertama adalah stroke sekitar 19,42 persen dan jantung iskemik 14,38 persen," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Eva Susanti dalam konferensi pers daring bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Senin (25/9/2023) kemarin.
Eva menambahkan, penyakit kardiovaskular (CVD) adalah istilah bagi serangkaian gangguan yang menyerang jantung dan pembuluh darah, termasuk penyakit jantung koroner (CHD), penyakit serebrovaskular, hipertensi (tekanan darah tinggi), dan penyakit vaskular perifer (PVD).
Menurut Eva, kondisi ini dapat membahayakan karena memicu kematian seperti data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang melaporkan sebanyak 17,8 juta orang meninggal karena CVD setiap tahunnya.
Sementara itu, Kemenkes melaporkan bahwa kasus penyakit jantung di Indonesia termasuk yang tertinggi bila dibandingkan dengan penyakit lainnya. Hal ini menyebabkan angka kematian yang juga meninggi yakni lebih dari 600 ribu per penduduk.
Eva menjelaskan, data dari Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) mencatat sebanyak 1 dari 1.000 orang Indonesia berisiko mengalami penyakit jantung iskemik.
"Kalau di Indonesia kasus kematian penyakit kardiovaskular mencapai sekitar 651.481 penduduk per tahun. Itu terdiri dari stroke 331.349 kematian dan penyakit jantung koroner 245.343, kemudian sakit jantung hipertensi ada sekitar 50.620, juga diikuti dengan beberapa penyakit kardiovaskular lainnya," terangnya.
Lebih dalam, Eva menuturkan bahwa pola hidup masyarakat yang kurang baik dapat menjadi faktor risiko CVD ini. Asupan nutrisi yang tidak tepat juga berisiko tinggi tubuh rentan diintai deret penyakit CVD.
"Ini disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat dan akibat beberapa perilaku seperti merokok, pola makan tidak makan seimbang, kontribusi juga pada permasalahan konsumsi tinggi gula, garam, dan lemak (GGL)," kata Eva.
Di acara yang sama, dokter spesialis gizi klinik, Dr. dr. Fiastuti Witjaksono MSc, MS, Sp.GK menuturkan, pola makan sehat menjadi kunci dari pencegahan utama CVD, termasuk hipertensi dan sakit jantung.
Oleh karena itu, sebut Fiastuti, para pakar kesehatan menganjurkan sederet makanan alami nan sehat untuk dikonsumsi. Siapa sangka, makanan yang dianjurkan ini sangat mudah ditemui dan terjangkau.
"Makanan alami yang dapat membantu menurunkan Tekanan Darah, adalah pola makanan sehat. (Seperti) rendah garam, tinggi sayur dan buah, pilih protein yang rendah lemak seperti ikan, putih telur, ayam tanpa kulit, daging tanpa lemak," tandas Fiastuti Witjaksono