Inilah Alasan Hacker Menyerang Pusat Data Nasional

Ilustrasi Aplikasi Sosmed, Kejahatan Siber (Malware) atau Hacker
Sumber :
  • Screenshot berita VivaNews

VIVAJabar – Para peretas Brain Cipher atau kelompok hacker yang mengaku bertanggung jawab atas serangan pada Pusat data Nasional Sementara (PDNS 2), akhirnya mengembalikan data yang diretasnya, sesuai janji. Mereka menyediakan tautan kunci deskripsi dengan cuma-cuma.

Pemerintah Tekan Apple untuk Tingkatkan Investasi di Indonesia hingga Rp15,95 Triliun

Seperti diketahui, bahwa serangan siber itu memakai ransomware jenis Brain Cipher. Setelah memberikan link kunci deskripsi, Brain Cipher pun menjelaskan alasan melakukan serangan itu.

Mereka mengatakan bahwa pusat data atau data center merupakan industri berteknologi tinggi yang perlu adanya investasi besar. Biaya yang harus dikeluarkan untuk membangun data senter sangat tinggi.

Tak Hanya iPhone 16, Apple Watch 10 Juga Dilarang Dijual di Indonesia, Apple Tawar Investasi Tinggi

Para peretas ini berpendapat kalau tidak sembarangan orang bisa mengurus data center. Para pemegangnya harus bisa mengerti mengenai seluk-beluk bisnis dini serta cara mengelola dengan benar supaya keamanan datanya tidak melemah.

“Mengapa kami menyerang pusat data? Seperti yang Anda ketahui, pusat data adalah industri teknologi tinggi yang membutuhkan investasi besar, dan setiap orang yang menjalankan bisnis ini harus mengetahuinya,” keterangan yang ditulis kelompok peretas Brain Cipher dalam akun @stealthmole_int di X

Apple Bujuk Indonesia dengan Menambah Investasi Demi Bisa Jualan iPhone 16

Mereka juga menjelaskan bahwa 99 dari 100 perusahaan dalam sebuah industri harus membayar tebusan jika berada dalam situasi seperti itu.

Dalam kasus ini, Brain Cipher mengatakan bahwa serangan ini mudah sekali untuk dilakukan. Mereka hanya membutuhkan waktu untuk mengakses dan mengenkripsi beribu-ribu terabyte informasi.

Para hacker ini menekankan seharusnya dalam pengelolaan data center ini ada standar yang lebih tinggi. Besarnya investasi dibutuhkan dan sangat penting untuk menjaga keamanan.

Mereka juga menegaskan bahwa ini merupakan pertama dan terakhir kali mereka memberikan kunci kepada korbannya secara gratis.